> >

Pakistan Lancarkan Kebijakan AntiMigran, Pengungsi Afghanistan Ramai-Ramai Pulang ke Negeri Taliban

Kompas dunia | 1 November 2023, 05:05 WIB
Sejumlah besar warga Afghanistan memadati truk dan bus di Pakistan, Selasa (31/10/2023), berbondong-bondong menuju perbatasan untuk kembali ke tanah air menjelang berakhirnya batas waktu pemerintah Pakistan bagi mereka yang berada di negara itu secara ilegal. (Sumber: AP Photo)

Pejabat Pakistan mengatakan perbatasan Torkham dan Chaman dengan Afghanistan akan tetap terbuka melebihi penutupan rutin jam 4 sore mereka untuk memungkinkan orang-orang yang tiba di sana meninggalkan Pakistan.

Lebih dari 200.000 warga Afghanistan telah kembali ke tanah air sejak aturan berlaku, menurut pejabat Pakistan. Lembaga-lembaga PBB melaporkan peningkatan tajam warga Afghanistan yang meninggalkan Pakistan sebelum batas waktu.

Pakistan bersikeras deportasi akan dilakukan dengan "teratur dan bertahap."

Delegasi Taliban melakukan perjalanan ke Nangarhar hari Selasa untuk mencari solusi bagi warga Afghanistan yang kembali melalui perbatasan Torkham.

Sayed Ahmad Banwari, wakil gubernur provinsi, mengatakan pada stasiun TV negara bahwa otoritas setempat bekerja keras untuk mendirikan kamp sementara.

Banwari mengatakan keluarga yang tidak punya tempat tinggal dapat tinggal di kamp-kamp tersebut selama sebulan sampai mereka menemukan tempat tinggal yang lebih permanen.

Baca Juga: Massa di Pakistan Rusak 17 Gereja dan 100 Rumah, Ternyata Terhasut Fitnah

Sejumlah besar warga Afghanistan memadati truk dan bus di Pakistan hari Selasa, (31/10/2023), berbondong-bondong menuju perbatasan untuk kembali ke tanah air menjelang berakhirnya batas waktu pemerintah Pakistan bagi mereka yang berada di negara itu secara ilegal, atau menghadapi deportasi. (Sumber: AP Photo)

Kampanye ini telah membuat ribuan warga Afghanistan di Pakistan yang menunggu untuk di-relokasi ke Amerika Serikat dalam program pengungsi khusus merasa khawatir. Menurut aturan Amerika Serikat, para pemohon harus pertama-tama melakukan relokasi ke negara ketiga, dalam hal ini Pakistan, agar kasus mereka diproses.

Seorang diplomat AS, yang berbicara dengan syarat anonim untuk membahas kebijakan tersebut, mengatakan prioritas Washington adalah memfasilitasi relokasi aman dan efisien lebih dari 25.000 warga Afghanistan yang memenuhi syarat di Pakistan ke Amerika Serikat.

Bahkan sebelum kampanye Pakistan diumumkan, Washington meminta Islamabad "memastikan perlindungan pengungsi dan pencari suaka Afghanistan, termasuk mereka yang ada dalam proses relokasi dan imigrasi ke AS," kata seorang diplomat tersebut. "Kami dalam proses mengirimkan surat kepada individu-individu itu sehingga mereka dapat berbagi dengan otoritas setempat untuk membantu mengidentifikasi mereka sebagai individu dalam jalur relokasi ke AS."

Para pemohon sering melakukan protes di Pakistan menentang penundaan persetujuan visa AS mereka.

Afghanistan mengalami krisis kemanusiaan yang serius, terutama bagi perempuan dan anak perempuan, yang dilarang oleh Taliban untuk mendapatkan pendidikan di luar kelas 6, akses ke sebagian besar tempat umum dan pekerjaan. Ada juga pembatasan terhadap media, aktivis, dan organisasi masyarakat sipil.

Jan Achakzai, juru bicara pemerintah di provinsi Baluchistan barat daya Pakistan, mengatakan pada Selasa bahwa siapa pun yang ditahan dalam kebijakan baru ini akan diperlakukan dengan baik dan menerima transportasi ke titik perbatasan Chaman.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU