> >

Wakil PM Belgia Serukan Sanksi untuk Israel: Pengeboman ke Gaza Tak Manusiawi dan Kejahatan Perang

Kompas dunia | 10 November 2023, 14:12 WIB
Wakil PM Belgia Petra De Sutter saat dilantik pada 1 Oktober 2020. (Sumber: Danny Gys, Pool Via AP, File)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Wakil Perdana Menteri Belgia Petra De Sutter menyerukan sanksi terhadap Israel atas pengeboman ke Gaza.

Pada Rabu (8/11/2023), De Sutter menyebut pengeboman ke Gaza tak manusiawi. Ia juga menegaskan apa yang dilakukan Israel ke Gaza merupakan kejahatan perang.

“Ini waktunya untuk memberikan sanksi kepada Israel. Pengeboman ini tidak manusiawi,” tulis De Sutter, politikus dari Partai Hijau, di media sosial X, dikutip dari Euronews.

Baca Juga: Rusia Murka ke Israel karena Banyak Jurnalis Terbunuh di Gaza: Siapa yang Sekarang Diam?

“Ketika kejahatan perang dilakukan di Gaza, Israel tak mempedulikan permintaan dunia internasional untuk gencatan senjata,” tambahnya.

Israel dituduh dengan sengaja menargetkan rumah sakit-rumah sakit dan kamp-kamp pengungsi di Gaza, wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967 dan diblokade sejak 2007. Tindakan-tindakan tersebut melanggar hukum internasional.

Israel berdalih serangan-serangan itu dilakukan karena pasukan Hamas, kelompok perlawanan Palestina, berlindung di rumah sakit-rumah sakit dan kamp-kamp pengungsi.

Namun, kenyataannya banyak warga sipil Palestina yang menjadi korban.

De Sutter juga menyerukan kepada Uni Eropa (UE) agar segera menangguhkan setiap kesepakatan dengan Israel.

Ia mengatakan Belgia dapat mengalokasikan tambahan dana bagi Mahkamah Pidana Internasional untuk menginvestigasi dugaan kejahatan perang yang dilakukan Israel dan Hamas.

De Sutter menambahkan, orang dan perusahaan yang mendukung Hamas secara keuangan, juga harus dijatuhi sanksi.

Sedangkan pemukim-pemukim ilegal Israel di Tepi Barat yang beringas, serta politikus dan tokoh militer Israel yang bertanggung jawab atas kejahatan perang, harus dijatuhi sanksi larangan masuk.

Laporan Euronews pada awal bulan ini menunjukkan, banyak negara Eropa yang memasok senjata kunci dan peralatan perang kepada pasukan Israel.

Senjata-senjata dan peralatan-peralatan perang tersebut kini banyak digunakan oleh Israel di Gaza.

Baca Juga: Rusia Murka, Ancaman Bom Nuklir ke Gaza Buktikan Israel Punya Senjata Pemusnah Massal

 

Dilansir kantor berita Palestina, WAFA, jumlah korban tewas dalam serangan Israel melonjak menjadi setidaknya 10.966 warga sipil, dengan lebih dari 28.500 orang terluka, kata Kementerian Kesehatan Palestina, Kamis (9/11) malam.

Dari 10.966 korban tewas itu, 10.790 orang di Jalur Gaza dan 176 di Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang diduduki Israel sejak 1967.

Dilaporkan sebanyak 40 persen korban tewas di Gaza adalah anak-anak.

Selain itu, 26.000 warga Palestina terluka di Gaza, dan hampir 2.450 lainnya di Tepi Barat.

Pada 29 Oktober, dilaporkan sekitar 2.650 warga Palestina, termasuk setidaknya 1.400 anak hilang, yang diduga terjebak atau tewas di bawah reruntuhan.

Dari 35 rumah sakit di Gaza, sebanyak 18 saat ini tidak beroperasi karena kampanye pengeboman Israel dan habisnya cadangan bahan bakar akibat blokade total Israel.

Kekurangan bahan bakar membuat para dokter tidak punya pilihan selain melakukan operasi tanpa bius medis yang memadai, termasuk bagi mereka yang terluka dalam serangan udara Israel dan perempuan yang menjalani operasi caesar.

 

Penulis : Haryo Jati Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Euronews, WAFA


TERBARU