> >

Penelitian Ungkap Gunung Padang Kemungkinan Jadi Piramida Tertua di Dunia, Dibangun sejak 25.000 SM

Kompas dunia | 11 November 2023, 20:05 WIB
Penelitian ilmiah menyimpulkan Gunung Padang mungkin piramida tertua di dunia, ada sejak 25.000 SM (Sebelum Masehi), sebagian besar dibuat oleh tangan manusia. Peneliti menemukan bukti struktur itu dibangun secara bertahap yang terpisah ribuan tahun. Bagian tertua dibuat antara 14.000 dan 25.000 SM, dan ditemukan bukti ruang kosong besar di dalam piramida tersebut. (Sumber: Raiyani Muharramah / Wikipedia)

Setelah itu, Gunung Padang ditinggalkan oleh pembangun pertama selama ribuan tahun, menyebabkan pelapukan yang signifikan.

Antara 7900–6100 SM, datang pembangun berikutnya piramida Gunung Padang, di mana mereka sengaja menimbun Unit 3 dengan tanah. Kira-kira satu millenia kemudian, antara 6000 dan 5500 SM, pembangun berikutnya tiba di Gunung Padang dan membangun Unit 2.

Terakhir, pembangun terakhir tiba antara 2000 dan 1100 SM, membangun Unit 1. Menariknya, selama pembangunan Unit 1, Unit 2 kemungkinan tetap relatif utuh dan terawat dengan baik.

Namun, dengan peristiwa yang aneh, Unit 2 kemudian ditimbun, mungkin untuk menyembunyikan identitas aslinya demi tujuan pelestarian.

Akibatnya, Unit 2 sekarang tersembunyi di bawah Unit 1, yang terdiri dari teras batu sederhana atau punden berundak yang merupakan manifestasi terlihat terbaru dari Gunung Padang.

Baca Juga: Jazirah Arab Dulu Hutan dan Savana, Ditemukan Bukti Arkeologi Migrasi Manusia Berusia 400.000 Tahun

Analisa Tomografi Seismik Gunung Padang. Penelitian ilmiah menyimpulkan Gunung Padang mungkin piramida tertua di dunia, ada sejak 25.000 SM (Sebelum Masehi), sebagian besar dibuat oleh tangan manusia. Peneliti menemukan bukti struktur itu dibangun bertahap yang terpisah ribuan tahun. Bagian tertua dibuat antara 14.000 dan 25.000 SM, dan ditemukan bukti ruang kosong besar di dalam piramida tersebut. (Sumber: Archaeological Prospecting)

Kesimpulan dan Penelitian Lanjutan

Studi ini menerangkan keterampilan pembuatan batu canggih yang dapat ditelusuri kembali ke periode glasial terakhir.

Temuan ini menantang keyakinan konvensional bahwa peradaban manusia dan perkembangan teknik konstruksi canggih muncul hanya selama periode hangat Holosen awal atau awal Neolitikum, sekitar 11.000 tahun yang lalu.

Namun, bukti dari Gunung Padang dan situs lain, seperti Gobekli Tepe, menunjukkan praktik konstruksi canggih sudah ada ketika pertanian mungkin belum ditemukan.

Pembangun Unit 3 dan Unit 2 di Gunung Padang harus memiliki kemampuan pembuatan batu yang luar biasa, yang tidak sejalan dengan budaya pemburu-pengumpul tradisional pada masa itu.

Penimbunan struktur ini sekitar 9000 tahun yang lalu menambahkan intrik untuk alasan yang belum sepenuhnya dipahami.

Mengingat keterlibatan peradaban manusia di sekitar Gunung Padang yang panjang dan terus-menerus, wajar untuk berspekulasi situs ini punya arti yang signifikan, menarik orang kuno untuk berkali-kali menduduki dan memodifikasinya.

Untuk memajukan pengetahuan kita tentang Gunung Padang, penelitian tersebut menyebut penting bagi penelitian masa depan untuk melakukan penggalian yang komprehensif dan sistematis, untuk meneliti karakteristik Unit 2, Unit 3, dan Unit 4, serta signifikansinya dalam konteks budaya.

Menggunakan teknik pemetaan geofisika canggih dan pengeboran saintifik dapat membantu mengeksplorasi struktur bawah tanah, termasuk kemungkinan ruang.

Dalam kejadian menemui ruang selama operasi pengeboran, penggunaan kamera pengeboran dapat memberikan dokumentasi visual yang berharga.

Lebih lanjut, melakukan studi penanggalan radiometrik yang lebih luas akan membantu mendapatkan perkiraan usia yang lebih tepat untuk konstruksi, meningkatkan pemahaman kita tentang garis waktu sejarah mereka.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Archaeological Prospection / Kompas TV / Straits Times


TERBARU