> >

Israel Disebut Setuju Penempatan Pasukan Internasional di Gaza Pasca Perang

Kompas dunia | 17 November 2023, 08:25 WIB
Seorang ibu warga Gaza dan anaknya korban pengeboman Israel. Israel memberikan persetujuan awal kepada Amerika Serikat terkait penempatan pasukan internasional di Jalur Gaza setelah berakhirnya konflik saat ini, demikian dilaporkan oleh saluran penyiaran publik Israel, KAN, Kamis, (16/11/2023) (Sumber: OHCHR / United Nations)

JERUSALEM, KOMPAS.TV - Israel memberikan persetujuan awal kepada Amerika Serikat terkait penempatan pasukan internasional di Jalur Gaza setelah berakhirnya konflik saat ini, demikian dilaporkan oleh saluran penyiaran publik Israel, KAN, pada hari Kamis, (16/11/2023).

"Utusan Timur Tengah Gedung Putih, Brett McGurk, sudah diberitahu tentang keputusan Israel," kata KAN.

Setelah tiba di Israel hari Rabu sebagai bagian dari tur regional, McGurk mengadakan pembicaraan dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

KAN, mengutip dua sumber Israel, mengatakan pembicaraan antara utusan AS dan pejabat Israel berfokus pada penempatan pasukan internasional di Gaza setelah berakhirnya perang.

Pejabat Israel memberi tahu utusan AS bahwa Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah tidak akan dapat memerintah Gaza setelah perang, demikian disampaikan oleh penyiar tersebut.

Selain dari pembunuhan massal dan kengerian yang dihasilkan dari serangan kontroversial Israel selama sebulan terakhir, banyak analis kebijakan luar negeri yang mempertanyakan apa tujuan akhir Israel dalam konflik ini, dan apakah Israel benar-benar punya tujuan akhir tersebut.

Israel telah meluncurkan serangan udara dan darat tanpa henti di Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada 7 Oktober.

Baca Juga: Militer Israel Foto Lansia di Gaza seolah Menolong untuk Propaganda, setelah Itu Dibunuh

Kehancuran Gaza akibat pengeboman Israel, dilihat dari Israel Selatan, Selasa, (14/11/2023). Israel memberikan persetujuan awal kepada Amerika Serikat terkait penempatan pasukan internasional di Jalur Gaza setelah berakhirnya konflik saat ini, demikian dilaporkan oleh saluran penyiaran publik Israel, KAN, Kamis, (16/11/2023) kata KAN. (Sumber: AP Photo)

Menurut data terbaru dari otoritas Palestina, setidaknya 11.500 warga Palestina tewas, termasuk sekitar 7.900 perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 29.800 lainnya terluka. Sementara itu, jumlah kematian Israel mencapai 1.200, menurut data resmi.

Layanan internet dan telepon kolaps di seluruh Jalur Gaza pada hari Kamis, (16/11/2023) karena kekurangan bahan bakar, demikian diumumkan oleh penyedia layanan utama Palestina seperti laporan Associated Press, Kamis, (16/11/2023)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu / Associate Press


TERBARU