> >

Kepemimpinan PM Israel Netanyahu Goyang dan Terancam Dilengserkan Eks Tangan Kanannya, Siapa Dia?

Kompas dunia | 3 Desember 2023, 12:31 WIB
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. (Sumber: AP Photo)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Kepemimpinan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu semakin goyang dan bahkan terancam digeser eks tangan kanannya.

Sorotan kepada Netanyahu semakin kencang setelah serangan Hamas ke wilayah Israel pada 7 Oktober lalu.

Selain itu penanganan pemerintahan Netanyahu terkait warga Israel yang disandera Hamas, juga menjadi sorotan karena dianggap lambat.

Banyak warga Israel yang menyalahkan Netanyahu atas blunder keamanan yang terjadi di negara Zionis.

Baca Juga: Gencatan Senjata Berakhir, Hamas: Tak Ada Pertukaran Sandera hingga Perang di Gaza Usai

Dikutip dari Politico, Kamis (30/11/2023), mantan tangan kanan Netanyahu sekaligus eks Menteri Pertahanan Benny Gantz yang difavoritkan menjadi penggantinya.

Sebelum serangan 7 Oktober terjadi, Gantz sempat ungkap kekhawatirannya atas arah ekstremis yang berbahaya yang diambil Netanyahu dan sekutunya.

Namun, setelah serangan itu, ia mengungkapkan, siap bergabung dengan kabinet perang Netanyahu demi persatuan nasional.

“Ada waktu untuk perdamaian dan ada waktu untuk perang. Sekarang waktunya untuk perang,” katanya.

Sejak itu, jajak pendapat yang memihak Gantz terus meroket, sedangkan Netanyahu merosot hingga ke titik terendah.

Menurut Akademisi dan Analis di Institut Tinur Tengah, Nimrod Goren, senjata awal untuk memulai kembali politik akan muncul ketika Gantz memutuskan untuk meninggalkan kabinet darurat.

“Ini akan menjadi momen penting, ketika Benny memutuskan untuk berhenti, dan wacana politik publik akan segera berubah,” katanya.

Ada tanda-tanda yang jelas bahwa segala sesuatunya sudah mulai berubah.

Gantz pada pekan ini sudah mengungkapkan keberatan dengan pencairan ratusan juta shekel dana politik yang diperuntukan bagi partai-partai ultra Ortodoks dan sayap kanan yang pro-pemukim ilegal.

Mereka ini adalah pihak-pihak yang memberikan dukungan pada pemerintahan Netanyahu yang disebut paling kanan sepanjang sejarah.

Baca Juga: Jokowi dan Sekjen PBB Bahas Situasi di Gaza, Indonesia Dukung Investigasi Pelanggaran Israel

Gantz mengungkapkan lima menteri dari partainya, Partai Nasional Persatuan, akan memberikan suara menentang perubahan anggaran.

Dalam suratnya kepada Netanyahu, ia mengkritik pencairan dana koalisi atau anggaran tambahan apa pun yang tak terkait upaya perang atau memajukan pertumbuhan ekonomi.

Baik Netanyahu, Gantz, dan anggota kabinet perang yang merupakan Menteri Pertahanan Yoav Gallant, berusaha mengendalikan kepribadian mereka yang besar dan mengendalikan permusuhan pribadi mereka yang kuat.

Menurut dua pejabat Israel, yang memiliki akses ke rapat kabinet perang mengungkapkan rapat itu bisa berlangsung riuh dan berbelit-belit.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Politico


TERBARU