> >

Proposal Ambisius Mesir Akhiri Perang Israel di Jalur Gaza, Sarankan Hamas dan Fatah Bersatu

Kompas dunia | 26 Desember 2023, 09:47 WIB
Ledakan yang disebabkan bom yang dijatuhkan Israel ke Gaza pada 7 Oktober2023. Pemerintah Mesir dilaporkan telah melayangkan proposal gencatan senjata permanen untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. (Sumber: AP Photo/Hatem Moussa)

KAIRO, KOMPAS.TV - Pemerintah Mesir dilaporkan telah melayangkan proposal gencatan senjata permanen untuk mengakhiri perang Israel-Hamas di Jalur Gaza. Proposal ini disebut ambisius dan mencakup pembebasan sandera hingga pembentukan pemerintahan Palestina bersatu oleh Hamas dan Otoritas Palestina (Fatah).

Usulan Mesir ini dilayangkan ke Israel, Hamas, Amerika Serikat (AS), dan pemerintah negara-negara Eropa pada hari Natal, Senin (25/12/2023) kemarin. Proposal ini disusun dengan melibatkan Qatar.

Proposal perdamaian Mesir memuat penarikan pasukan sepenuhnya oleh Israel dari Jalur Gaza, pembebasan semua sandera Hamas, pembebasan banyak tahanan Palestina, serta pembentukan pemerintahan bersatu Palestina di Jalur Gaza.

Baca Juga: Hanan Ashrawi, Kisah Juru Runding PLO dan Derita Natal di Pengungsian Palestina

Proposal ini membagi langkah gencatan senjata permanen dalam tiga tahap. Pada tahap pertama, Hamas akan membebaskan semua sandera sipil di bawah gencatan senjata sementara 7-10 hari. Sebaliknya, Israel harus membebaskan tahanan-tahanan Palestina.

Pada tahap kedua, Hamas diwajibkan membebaskan seluruh sandera tentara wanita Israel dan Tel Aviv harus membebaskan lebih banyak tahanan Palestina, disertai gencatan senjata sementara sepekan.

Pada tahap terakhir, masing-masing pihak akan terlibat dalam negosiasi untuk membebaskan seluruh sandera militer Israel dan tahanan Palestina, serta penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza.

Israel sendiri diketahui menahan hampir 8.000 orang Palestina di penjara, sebagian tanpa pengadilan.

Profesor resolusi konflik di Universitas George Mason AS, Muhammad Cherkaoui memperkirakan proposal Mesir akan sulit diterima kedua pihak yang berperang. Cherkaoui menyebut Palestina saat ini menginginkan gencatan senjata permanen (ceasefire) sedangkan Israel hanya ingin gencatan senjata sementara (truce).

"Orang Palestina bicara tentang gencatan senjata penuh. Orang Israel hanya mau mendengar gencatan senjata sementara, sebuah jeda," kata Cherkaoui dikutip Al Jazeera.

Selain itu, Cherkaoui menyebut pemerintahan Benjamin Netanyahu yang dipenuhi ekstrem kanan harus membatalkan agenda menghancurkan Hamas. 

"Di satu sisi, (Netanyahu) masih berunding dengan Hamas secara tidak langsung, tetapi pada saat bersamaan, impian utamanya adalah menghancurkan Hamas. Dia hidup dalam dua dunia dan dia harus mempersatukannya," kata Cherkaoui.

Di lain pihak, dengan mengutip sumber pemerintahan Mesir, kantor berita Reuters melaporkan bahwa Hamas dan Jihad Islam menolak proposal Mesir karena harus menyerahkan kekuasaan di Jalur Gaza.

Akan tetapi, anggota biro politik Hamas, Izzat Al-Risheq membantah laporan bahwa pihaknya menolak laporan Mesir.

Israel sendiri telah membunuh lebih dari 20.400 orang di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, sebanyak 8.200 di antaranya adalah anak-anak.

Baca Juga: Hamas Terkesan Umat Kristen Palestina Tak Rayakan Natal sebagai Bentuk Solidaritas dengan Gaza

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada

Sumber : Al Jazeera


TERBARU