Akademisi Terkenal Prancis Lebih Hormat ke Pemimpin Hamas Ketimbang Israel, Dibanjiri Kritikan
Kompas dunia | 11 Januari 2024, 14:16 WIBPARIS, KOMPAS.TV - Seorang akademisi terkenal Prancis mengungkapkan dirinya lebih menghormati pemimpin Hamas ketimbang ke Israel.
Adalah Francois Burgat, akademisi Prancis dan seorang peneliti terkenal yang kerap bersuara terkait politik dan Islam.
Burgat menjadi sasaran banjir kritikan setelah menegaskan dirinya memiliki rasa hormat tak terbatas kepada Hamas.
Baca Juga: Korea Selatan Larang Perdagangan Daging Anjing, Sempat Jadi Panganan Terkenal Lansia
“Saya memiliki rasa hormat dan apresiasi lebih kepada pemimpin Hamas, ketimbang Israel,” tulisnya di media sosial X dikutip dari Anadolu Agency, Rabu (10/1/2024).
“Saya pikir tidak hanya saya sendiri, ada banyak juga yang seperti itu,” ujarnya.
Burgat sendiri bukan sosok asing untuk kontroversi, bahkan sejak serangan lintas batas yang dilakukan Hamas ke Israel pada 7 Oktober lalu.
Juga pengeboman dan penyerangan besar-besaran yang dilakukan Israel ke Gaza.
Burgat juga mengkritik sikap Pemerintah Prancis terkait Hamas.
Menurutnya, pemerintahan Prancis melemah dan menganggap mereka menyerah terhadap kebijakan AS dan Israel.
“Di X saya memiki kesempatan untuk mengatakan hormat saya kepada Hamas lebih besar ketimbang Israel,” ujarnya.
“Meski saya pikir pernyataan saya normal, itu telah menyulit badai kampanye menentang saya. Tak hanya di media sosial, tetapi media Prancis telah menghina saya selama beberapa hari terakhir,” kata Burgat.
Oleh Uni Eropa (UE) termasuk Prancis, Hamas dikategorikan sebagai teroris.
“Ini jelas sebuah pertanda buruk dari akhir kebebasan Prancis dalam mengevaluasi posisi sendiri di Timur Tengah,” ujarnya.
Atas pernyataannya itu, Burgat pun dicap sebagai antisemite, label yang kerap diberikan kepada penentang Israel.
Ketua Partai Konservatif The Republican Eric Ciotti, menuduh Burgat telah menyerukan terorisme.
Baca Juga: Penyanyi Terkenal Ekuador Tewas Ditembak saat Serangan Geng Narkoba ke Stasiun TV
Ia mengatakan pernyataannya tidak dapat ditoleransi dan memutarnbalikkan ingatan tentang 40 orang Prancis yang dibunuh Hamas.
Sementara itu Juru Bicara Partai Sayap Kanan National Rally, Laurent Jacobelli, mengatakan bahwa pernyataan Burgat yang mendukung Hamas bukan kebebasan berpendapat, analisis, atau penelitian ilmiah.
“Itu adalah seruan untuk membunuh dan membenci,” kata Jacobelli.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu Agency