> >

Ratusan Ribu Warga Jerman Demonstrasi dan Unjuk Kekuatan Melawan Partai Sayap Kanan Anti-Imigran

Kompas dunia | 22 Januari 2024, 23:35 WIB
Demonstran memegang ponsel saat memprotes partai AfD dan ekstremisme sayap kanan di depan gedung Reichstag di Berlin, Jerman, Minggu, 21 Januari 2024. Ratusan ribu warga Jerman turun ke jalan-jalan Jerman pada Minggu, (21/1/2024), untuk unjuk kekuatan dan menyuarakan protes mereka terhadap partai politik sayap kanan dan sikap anti-imigran yang diusungnya. (Sumber: AP Photo)

BERLIN, KOMPAS.TV - Ratusan ribu warga Jerman turun ke jalan-jalan Jerman pada Minggu, (21/1/2024), untuk unjuk kekuatan dan menyuarakan protes mereka terhadap partai politik sayap kanan dan sikap anti-imigran yang diusungnya.

Di Munich saja hari Minggu, sekitar 100.000 orang memadati jalan-jalan, kata polisi.

Demonstrasi ini merupakan salah satu dari puluhan yang berlangsung di seluruh negeri pada akhir pekan ini, menarik ratusan ribu orang secara total, seperti dilaporkan oleh Associated Press, Senin, (22/1/2024).

Protes ini muncul usai kubu ekstremis sayap kanan baru-baru ini bertemu untuk membahas deportasi jutaan imigran, termasuk yang berkewarganegaraan Jerman. Beberapa anggota partai sayap kanan Alternatif untuk Jerman, atau AfD, hadir dalam pertemuan tersebut.

Di barat kota Koln, polisi mengatakan "puluhan ribu" warga turun ke jalan untuk melakukan protes sementara penyelenggara mengklaim sekitar 70.000 orang ikut serta.

Di ibukota Berlin, lebih dari 100.000 orang berkumpul di depan parlemen Jerman untuk menolak agenda anti-demokrasi partai sayap kanan, dimana beberapa demonstran membawa spanduk dan tanda dengan pesan-pesan "Bersama melawan fasis," "Enyahlah Nazi," dan "Tidak akan terjadi lagi, sekarang!"

Para demonstran mengangkat lampu ponsel mereka, dan meneriakkan slogan-slogan menentang AfD.

Baca Juga: Jerman Bela Israel di ICJ, Ternyata Ekspor Senjatanya ke Rezim Zionis Naik sejak Serangan ke Gaza

Ribuan pengunjuk rasa anti-fasis di Leipzig, Jerman, Minggu, (21/1/2024). Ratusan ribu warga Jerman turun ke jalan-jalan Jerman pada Minggu, (21/1/2024), untuk unjuk kekuatan dan menyuarakan protes mereka terhadap partai politik sayap kanan dan sikap anti-imigran yang diusungnya. (Sumber: AP Photo)

Demonstrasi serupa pada hari Jumat di Hamburg, kota terbesar kedua di Jerman, berkekuatan sekitar 50.000 orang, dan harus diakhiri lebih awal karena alasan keamanan.

Kota-kota lain di Jerman juga dilanda protes hari Sabtu seperti Stuttgart, Nuremberg, dan Hannover dimana puluhan ribu orang turun ke jalan.

Meskipun Jerman juga dilanda protes lainnya yang menentang kubu sayap kanan dalam beberapa tahun terakhir, ukuran dan cakupan protes yang berlangsung akhir pekan ini jauh lebih besar dan menyebar, tidak hanya di kota-kota besar, tetapi juga di puluhan kota kecil di seluruh negeri.

Partisipasi besar-besaran di seluruh Jerman menunjukkan bagaimana protes ini menggerakkan oposisi populer terhadap AfD dengan cara baru.

AfD sedang naik daun dalam jajak pendapat, dimana survei terbaru menempatkannya di posisi kedua secara nasional dengan sekitar 23%, jauh di atas 10,3% yang diperolehnya selama pemilihan federal terakhir pada tahun 2021.

Di benteng-bentengnya di Jerman Timur, yaitu Brandenburg, Sachsen, dan Thuringia, AfD memimpin jajak pendapat menjelang pemilihan musim gugur ini.

Pemicu demonstrasi besar-besaran ini adalah laporan dari outlet media Correctiv minggu lalu tentang pertemuan kubu sayap kanan pada November lalu, yang katanya dihadiri oleh tokoh-tokoh dari gerakan ekstrem Identitarian dan dari AfD.

Baca Juga: Namibia Kecam Jerman yang Bela Israel: Pelaku Genosida Tidak Belajar dari Sejarahnya

Seorang perempuan memegang tanda bertuliskan: Persis seperti itulah permulaannya saat itu (awal berkuasanya Hitler), saat protes terhadap partai AfD dan ekstremisme sayap kanan di depan gedung Reichstag di Berlin, Jerman, Minggu, 21 Januari 2024. (Sumber: AP Photo)

Anggota terkemuka dari Identitarian Movement, warga negara Austria Martin Sellner, menyampaikan visinya tentang "re-migrasi" untuk rencana deportasi, demikian laporan tersebut.

AfD berusaha menjauhkan diri dari pertemuan ekstremis itu, mengatakan mereka tidak punya kaitan organisasional atau keuangan dengan acara tersebut, mereka mengklaim tidak bertanggung jawab atas apa yang dibahas di pertemuan tersebut, dan anggota yang hadir melakukannya semata-mata atas nama pribadi.

Namun, salah satu pemimpin AfD, Alice Weidel, berpisah dengan seorang penasihat yang hadir di sana, sambil pada saat yang sama mengutuk laporan tersebut.

 

Politisi dan pejabat terkemuka Jerman menyuarakan dukungan mereka untuk protes pada hari Minggu, bergabung dengan para pemimpin dari partai-partai besar di seluruh spektrum yang sebelumnya sudah bersuara.

"Masa depan demokrasi kita tidak tergantung pada jumlah lawan, tetapi pada kekuatan mereka yang membela demokrasi," kata Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier dalam pernyataan video. Mereka yang berpartisipasi dalam protes, tambahnya, "membela republik dan konstitusi kita dari musuh-musuhnya."

Terbentuk pada tahun 2013, AfD mendapatkan daya tarik khusus tahun 2015 ketika sekitar satu juta migran dan pengungsi tiba di Jerman. Partai ini masuk Bundestag untuk pertama kalinya tahun 2017, dengan popularitasnya dikatakan kembali meningkat sejak perang Rusia di Ukraina.

Parlemen negara baru akan dipilih pada September di Brandenburg, Sachsen, dan Thuringia, dan menurut survei, AfD bisa menjadi kekuatan terkuat di ketiga negara bagian tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press / Anadolu


TERBARU