> >

Lindungi Kesehatan Anak, Inggris Larang Penjualan Vape Sekali Pakai

Kompas dunia | 30 Januari 2024, 14:28 WIB
Ilustrasi vape atau rokok elektrik (Sumber: RELX on Unsplash)

LONDON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Inggris, Rishi Sunak, akan melarang penjualan vape sekali pakai (disposable) di seluruh Inggris dalam upaya untuk mengatasi “peningkatan yang mengkhawatirkan”  jumlah vaping di kalangan remaja.

Dalam pernyataan resmi pemerintah Inggris, langkah ini diambil untuk mengatasi meningkatnya jumlah pengguna vape di kalangan remaja yang semakin mengkhawatirkan.

Di Inggris, dilaporkan pengguna vape berusia 11 hingga 17 tahun yang menggunakan vape sekali pakai telah meningkat hampir sembilan kali lipat dalam dua tahun terakhir.

Selain melarang penjualan vape sekali pakai, undang-undang baru ini juga akan melarang penjualan produk tembakau kepada siapa pun yang lahir pada atau setelah 1 Januari 2009.

Kebijakan ini diputuskan sesuai dengan janji Sunak yang ingin menciptakan “generasi bebas rokok" di Inggris.

Sebelumnya pada bulan Oktober 2023, Sunak mengusulkan untuk menaikkan usia merokok sebanyak satu tahun setiap tahunnya, yang menyiratkan bahwa tembakau tidak akan pernah dijual secara legal kepada anak-anak berusia 14 tahun ke bawah.

Untuk mencegah penjualan di bawah umur, pemerintah juga akan mengenakan denda baru bagi toko-toko di Inggris dan Wales yang menjual vape secara ilegal kepada anak-anak.

“Seperti yang diketahui orang tua atau guru, salah satu tren yang paling mengkhawatirkan saat ini adalah meningkatnya penggunaan vaping di kalangan anak-anak, jadi kita harus bertindak sebelum penyakit ini menjadi endemik,” kata Sunak dalam sebuah pernyataan dikutip dari BBC.

Baca Juga: Pajak Rokok Elektrik 10 Persen Mulai Berlaku, Harga Vape akan Ikutan Naik

“Seiring dengan komitmen kami untuk menghentikan anak-anak yang berusia 15 tahun atau lebih muda tahun ini untuk dilarang menjual rokok secara legal, perubahan ini akan meninggalkan warisan abadi dalam melindungi kesehatan anak-anak kita dalam jangka panjang.”

"Anak-anak seharusnya tidak menggunakan vaping, kita tak ingin mereka kecanduan, kita masih belum memahami sepenuhnya dampak kesehatan jangka panjangnya," ujarnya.

Alternatif penggunaan vape seperti kantong nikotin - kantong kecil berwarna putih yang ditempatkan di antara bibir dan gusi - juga akan dilarang bagi anak-anak. 

Meski mengandung nikotin, kantong tersebut tidak mengandung tembakau sehingga masih bebas dijual secara legal kepada mereka yang berusia di bawah 18 tahun.

Atas larangan vape sekali pakai ini, pemerintah Skotlandia dan Wales akan memperkenalkan larangan melalui legislasi di parlemen mereka sendiri atau dengan mendukung langkah-langkah di seluruh Inggris Raya.

Sementara Irlandia Utara mengatakan bahwa mereka memiliki "tujuan strategis jangka panjang" untuk bebas dari tembakau dan akan menyiapkan persiapan agar menteri yang baru bisa menentukan keputusan tentang larangan tersebut.

Sebelum Inggris, sejumlah negara sudah lebih dulu  melarang vape sekali pakai seperti Australia, Prancis, Jerman, dan Selandia Baru, meskipun hanya Selandia Baru yang sejauh ini menerapkannya.

Beberapa pihak berpendapat bahwa rencana Inggris ini masih belum cukup untuk menurunkan pengguna vape atau rokok elektrik.

 

Pemerintah Inggris pun didesak untuk membebankan pajak pada vape, sama dengan yang diterapkan terhadap produk tembakau. Atau mengikuti langkah Australia yang hanya membuat vape bisa dibeli asalkan dengan resep dokter.

Baca Juga: Masker, Tarif LRT dan MRT, hingga Vape Jadi Acuan BPS Menghitung Inflasi Mulai 2024

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu/BBC


TERBARU