> >

Netanyahu Berkeras Tolak Tarik Mundur Tentara Israel dari Gaza dan Lepaskan Ribuan Warga Palestina

Kompas dunia | 30 Januari 2024, 23:20 WIB
Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu hari Selasa, (30/1/2024) menyatakan bahwa tidak akan ada penarikan militer dari Gaza atau pelepasan ribuan militan yang ditahan, sekali lagi berjanji perang tidak akan berakhir tanpa kemenangan mutlak Israel atas Hamas. (Sumber: Times of Israel)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu menyatakan bahwa tidak akan ada penarikan militer dari Gaza atau pelepasan ribuan milisi yang ditahan, Selasa (30/1/2024). Dua hal itu merupakan tuntutan utama Hamas dalam pembicaraan gencatan senjata tidak langsung yang sedang berlangsung.

Pernyataan itu dilontarkan Netanyahu di tengah berlangsungnya perundingan yang sengit di Paris dan Kairo, yang difasilitasi Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) terkait perang Israel-Hamas di Gaza.

Dalam sebuah acara di Tepi Barat yang diduduki, Netanyahu sekali lagi berjanji perang tidak akan berakhir tanpa "kemenangan mutlak" Israel atas Hamas, seperti dilaporkan Associated Press, Selasa (30/1).

"Kami tidak akan mengakhiri perang ini tanpa mencapai semua tujuan kami," ujarnya. "Kami tidak akan menarik militer Israel dari Jalur Gaza dan kami tidak akan melepaskan ribuan tahanan," ungkapnya merujuk ribuan warga Palestina yang ditawan Israel.

Pada para siswa di akademi militer di Tepi Barat yang dikunjunginya, Netanyahu menyebut Israel tidak akan melepaskan ribuan tawanan Palestina dan tidak akan menarik tentara Israel (IDF) dari Gaza.

Media Israel melaporkan kemarin bahwa Israel telah menyetujui kerangka yang akan melibatkan pembebasan ratusan tahanan Palestina untuk setiap sandera.

Kantor Netanyahu tidak membantah laporan mengenai potensi kesepakatan kerangka, tetapi mengatakan beberapa elemen yang dilaporkan tidak akurat.

Dalam pidatonya pada Selasa, Netanyahu mengatakan mengenai perang berkelanjutan melawan Hamas, "Ini bukan putaran lain, bukan pertukaran serangan lain, bukan operasi lain." Sebaliknya, katanya, Israel bersikeras untuk "kemenangan mutlak."

"Tidak ada yang kurang dari itu" yang akan diterima, kata Netanyahu kepada akademi militer Bnei David di Eli. "Saya berkomitmen padanya, pejuang kami berkomitmen padanya, dan mayoritas mutlak dari rakyat berkomitmen padanya. Kami tidak akan puas tanpa kemenangan total."

Baca Juga: Gedung Putih Umumkan Kerangka Kesepakatan Baru Israel dan Hamas, Tapi Tidak Ada Gencatan Senjata

Bos CIA William Burns dan bos Mossad David Barnea. Hamas hari Senin, (29/1/2024), menegaskan pembebasan tawanan yang mereka pegang akan memerlukan jaminan berakhirnya serangan Israel di Gaza dan penarikan semua pasukan Isrel dari Gaza. (Sumber: Times of Israel)

Berbicara tentang laporan kesepakatan sandera yang potensial dalam konteks perang, Netanyahu mengatakan bahwa Israel "tidak akan mengakhiri perang ini dengan kurang dari pencapaian semua tujuannya. Ini berarti penghapusan Hamas, kembalinya semua sandera kami, dan janji bahwa Gaza tidak akan lagi menjadi ancaman bagi Israel."

"Tidak ada yang akan terjadi. Apa yang akan terjadi? Kemenangan mutlak!" kata Netanyahu.

Sementara itu, kemajuan makin tampak sulit dicapai dalam kesepakatan baru antara Israel dan Hamas yang dapat mengarah pada jeda pertempuran dan pembebasan puluhan sandera yang masih ditahan di Gaza.

Hari Selasa, pemimpin politik tertinggi Hamas Ismail Haniyeh mengatakan kelompok itu sedang mempelajari syarat terbaru kesepakatan, tetapi mengatakan prioritasnya adalah "penarikan penuh" pasukan Israel dari Gaza, sesuatu yang ditentang oleh Israel, dan setiap kesepakatan harus mengarah pada gencatan senjata jangka panjang.

Dia mengatakan kepemimpinan Hamas telah diundang ke Kairo untuk melanjutkan pembicaraan.

Kelompok Palestina Jihad Islam mengatakan mereka tidak akan terlibat dalam kesepakatan apa pun mengenai sandera Israel tanpa memastikan gencatan senjata komprehensif dan penarikan pasukan Israel dari Jalur Gaza, kata sekretaris jenderal kelompok itu Ziad Nakhaleh dalam pernyataan pada Selasa (30/1), seperti dilaporkan Times of Israel.

Israel dilaporkan sempat mengatakan perundingan gencatan senjata hari Minggu konstruktif tetapi "kesenjangan signifikan" tetap ada dalam kemungkinan kesepakatan.

Perdana Menteri Qatar, yang berfungsi sebagai perantara kunci bersama Mesir dan Amerika Serikat, sempat menyatakan optimismenya, bahwa perantara Amerika dan Timur Tengah telah mencapai kerangka proposal kesepakatan.

Berbicara di Atlantic Council di Washington pada hari Senin, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan bahwa perantara telah membuat "kemajuan yang baik."

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press / Times of Israel


TERBARU