> >

AS Menggila Tak Pedulikan Kecaman atas Serangan ke Fasilitas Iran: Ini Baru Awal, Bukan Akhir

Kompas dunia | 5 Februari 2024, 13:14 WIB
Penasihat keamanan di pemerintahan Joe Biden, Jake Sullivan saat menyampaikan keterangan di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat (AS), Selasa (20/9/2022). (Sumber: Andrew Harnik/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat tampaknya akan semakin menggila usai tak pedulikan kecaman atas serangan ke fasilitas Iran di Irak dan Suriah.

AS menjadi sasaran kecaman atas serangan ke fasilitas Iran, yang diduga digunakan militan yang didukung negara Mullah itu di Irak dan Suriah.

AS melakukan serangan ke fasilitas Iran di Irak dan Suriah, pada Jumat (2/2/2024), sebagai balasan atas serangan drone yang menewaan tiga tentara AS di Yordania pekan lalu.

Baca Juga: Menteri Israel Cemooh Biden: Trump Pasti Lebih Memudahkan dalam Perangi Hamas jika Jadi Presiden AS

Gedung Putih menegaskan pelaku serangan tersebut adalah kelompok milisi yang didukung Iran.

Iran sendiri menegaskan bahwa mereka tak terlibat dalam serangan itu.

Kecaman terhadap AS, pun muncul dari Iran, Irak, Suriah serta Rusia yang mengeklaim aksi mereka membuat kawasan tersebut semakin panas.

Namun Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menegaskan bahwa ini menjadi awal dari respons mereka atas pembunuhan tiga tentara itu.

“Ini merupakan awal, bukan akhir dari respons kami,” kata Sullivan dikutip dari The Guardian, Minggu (4/2/2024).

“Akan ada langkah-langkah selanjutnya, beberapa terlihat dan beberapa mungkin tak terlihat, semuanya dalam upaya untuk mengirimkan pesan yang sangat jelas bahwa ketika pasukan Amerika diserang, orang Amerika terbunuh, kami akan merespons dan melakukannya dengan tegas,” ujarnya.

Sullivan bahkan tiga kali menolak menepiskan serangan ke Iran bahkan bisa dilakukan.

Baca Juga: Rusia Kecam AS usai Serang Fasilitas Iran di Irak dan Suriah: Mereka Ingin Mengobarkan Konflik

Pasalnya jika hal itu terjadi maka eskalasi dengan AS akan semakin besar, meski selama ini selalu berusaha untuk dihindari.

Sejumlah tokoh senior di Pemerintahan Irak, yang banyak darinya dekat dengan Iran, meminta tentara AS segera mengakhiri keberadaannya di negara mereka.

Mereka menganggap keberadaan militer AS di Irak, membuat negara itu seakan berada di tepi jurang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Guardian


TERBARU