> >

Sniper Israel Bunuh 21 Warga Sipil Palestina yang Coba Berlindung di RS Nasser di Gaza

Kompas dunia | 10 Februari 2024, 12:27 WIB
Militer Israel hari Selasa, (30/1/2024), mengakui mereka memompa air laut untuk membanjiri jaringan terowongan bawah tanah di Jalur Gaza yang digunakan oleh Hamas dalam upaya untuk menghancurkannya, walau mungkin ada sandera warga Israel yang dipegang Hamas didalamnya. (Sumber: Times of Israel)

GAZA, KOMPAS.TV - Tindakan sadis dilakukan sniper Israel yang membunuh 21 warga sipil Palestina yang mencoba mencapai rumah sakit Nasser di Khan Younis, selatan Gaza.

Seperti dilaporkan Al-Jazeera, Jumat (9/2024), sniper atau penembak jitu Israel telah mengepung rumah sakit tersebut.

Mereka pun menembak semua yang bergerak, padahal banyak warga Palestina berusaha mencapai fasilitas kesehatan itu dari dua lingkungan padat penduduk di dekatnya.

Baca Juga: Ketegangan Imlek 2024 di Taiwan, 8 Balon China Dilaporkan Masuk Wilayahnya

“Area di dekat rumah sakit sangat berbahaya, dan telah menjadi area perang,” kata jurnalis Al-Jazeera, Hani Mahmoud yang melaporkan dari Rafah.

Mahmoud juga mencatat bahwa RS Nasser menjadi satu-satunya tempat yang memiliki persediaan air di Khan Younis.

Kelompok Hak Asasi Manusia (HAM) mengatakan militer Israel berulang kali melakukan serangan ke fasilitas media, dokter, perawat, paramedis dan ambulans.

Kelompok Human Rights Watch pun menegaskan karena hal itu Israel harus diinvestigasi melakukan kejahatan perang.

“Rumah sakit dan fasilitas medis adalah objek sipil yang mendapat perlindungan khusus berdasarkan hukum kemanusiaan internasional atau hukum perang,” bunyi pernyataan Human Rights Watch.

Sementara Mahmoud mengatakan ulah para sniper itu mewakili tren baru pembunuhan yang ditargetan oleh sniper Israel, yang menembak warga sipil Palestina di jalan-jalan.

Orang-orang di dalam fasilitas medis juga akan menjadi sasaran empuk ketika mencoba mengambil jenazah.

“Serangan drone juga menargetan kelompo pemuda yang berkumpul atap rumah sakit,” tuturnya.

“Karena komunikasi yang mati, mereka tengah mencari sinyal untuk internet di ponsel mereka agar bisa berkomunikasi dengan anggota keluarganya,” ujarnya.

RS Nasser bersama dengan RS Al-Amal merupakan fasilitas medis terbesar di Khan Younis.

Baca Juga: Imlek 2024 Akan Jadi Rekor untuk China, Diperkirakan 9 Miliar Perjalanan Bakal Terjadi

Kedua fasilitas medis itu telah dikepung selama sepekan, setelah tentara Israel mengataan telah mengelilingi area itu dan menyiapkan serangan dari air, darat, dan udara.

Banyak warga Palestina, yang dipaksa mengungsi setelah serangan Israel di area lainnya, saat ini hanya memiliki sedikit opsi tersisa di dalam RS Nasser.

Apalagi, RS tersebut juga dihuni staf medis dan pasien, yang semuanya hanya memiliki sedikit makanan atau minuman.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Al-Jazeera


TERBARU