> >

Waduh, 5.500 Liter Air Limbah Radioaktif Bocor dari PLTN Fukushima, Seberapa Besar Kerusakannya?

Kompas dunia | 10 Februari 2024, 13:12 WIB
Reaktor Nuklir PLTN Fukushima. (Sumber: AP Photo)

FUKUSHIMA, KOMPAS.TV - Sebanyak 5.500 liter air limbah radioaktif bocor dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima.

Menurut operator PLTN pada Kamis (8/2/2024), tak ada tanda-tanda kontaminasi terdeteksi di luar fasilitas tersebut.

Insiden kebocoran tersebut dilaporkan terjadi, Rabu (7/2/2024) pagi.

Baca Juga: Ketegangan Imlek 2024 di Taiwan, 8 Balon China Dilaporkan Masuk Wilayahnya

Juru Bicara Perusahaan Listrik Tokyo Electrik (TEPCO) mengatakan kebocoran tersebut terdeteksi di area PLTN yang memperoses air yang terkontaminasi.

“Kami memperkirakan setidaknya 5,5 ton metrik (5.500 liter) air limbah telah bocor,” ujarnya dikutip dari The Japan Times.

Ia pun menegaskan tak ada perubahan signifikan di pos-pos pemantauan radioaktif di sekitar pembangkit listrik.

Meski begitu, menurut sang juru bicara rencananya TEPCO akan membuang tanah di sekitar area yang mungkin terkontaminasi, tanpa memberikan rincian spesifik mengenai lokasi kebocoran air.

PLTN Fukushima hancur akibat gempa bumi besar dan tsunami 2011, yang menewaskan 18.00 orang.

Insiden tersebut disebut sebagai salah satu bencana nuklir terburuk dalam sejarah.

Operasi pembersihan radioaktif di PLTN tersebut diperkirakan bakal memakan waktu puluhan tahun.

Sementara bagian yang paling berbahaya, menghilangkan bahan baar radioaktif dan puing-puing dari tiga reaktor yang rusak, belum dimulai.

Pada Agustus, Jepang telah mulai membuang 1,34 juta metrik ton air limbah olahan yang dikumpulkan ke Samudera Pasifik secara bertahap.

Baca Juga: Imlek 2024 Akan Jadi Rekor untuk China, Diperkirakan 9 Miliar Perjalanan Bakal Terjadi

Mereka melakukan hal tersebut dengan mengatakan bahwa air tersebut tak berbahaya dan sangat encer dengan air laut.

Pandangan ini didukung pengawas atom PBB, namun China dan Rusia mengkritik pelepasan tersebut.

Bahkan mereka kemudian melarang impor makanan laut dari Jepang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Japan Times


TERBARU