> >

Ini Dampak Mengerikan Bila Mesir Membatalkan Perjanjian Perdamaian dengan Israel

Kompas dunia | 13 Februari 2024, 09:40 WIB
Presiden AS Jimmy Carter, Presiden Mesir Anwar Sadat dan PM Israel Menachem Begin saat Perjanjian Camp David di Washington, DC, 26 Maret 1979. Mesir mengancam membatalkan perjanjian perdamaian yang telah berlangsung selama puluhan tahun jika Israel melancarkan serangan besar-besaran di Rafah, tempat sekitar 1,4 juta warga Palestina berlindung di perbatasan dengan Mesir. (Sumber: AP Photo)

Dalam perjanjian perdamaian, Israel setuju untuk mundur dari Sinai yang akan dibiarkan tanpa kekuatan militer. Kapal-kapal Israel diberikan akses melalui Terusan Suez, jalur perdagangan kunci. Kedua negara mendirikan hubungan diplomatik penuh dalam perjanjian perdamaian pertama Israel dengan negara Arab.

"Kesepakatan Camp David dipimpin oleh tiga pria berani yang mengambil sikap tegas karena mereka tahu efek jangka panjangnya untuk perdamaian dan keamanan, baik saat itu maupun untuk masa depan. Kita membutuhkan kepemimpinan yang sama hari ini, dan saat ini kurang dalam pemerintahan Israel," kata Paige Alexander, kepala eksekutif Carter Center.

Baca Juga: Hamas Kutuk Serangan Israel ke Rafah yang Tewaskan Ratusan Warga Palestina: Pembantaian Mengerikan

 

Namun, itu akan membawa dampak serius juga bagi Mesir. Mesir telah menerima miliaran dolar bantuan militer dari AS sejak perjanjian perdamaian.

Jika perjanjiannya dibatalkan, itu dapat membahayakan pendanaan tersebut. Perkuatan militer besar-besaran Mesir juga akan memberatkan ekonomi Mesir yang sudah kesulitan.

Alexander mengatakan jika Israel menyerang Rafah, itu akan "mengancam untuk menyeret Mesir ke dalam konflik, yang akan menjadi bencana bagi seluruh wilayah."

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU