> >

Bantuan Militer Luar Negeri Seret, Zelenskyy Sebut Pertempuran di Garis Depan Akan Kian Sulit

Kompas dunia | 20 Februari 2024, 20:56 WIB
Seorang tentara Ukraina berada di posisinya di garis depan di dekat Klishchiivka, wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat, 19 Februari 2024. Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (20/2/2024), menyatakan keterlambatan pengiriman senjata dari sekutu-sekutu Barat akan membuka peluang bagi militer Rusia untuk membuat kemajuan di medan perang. (Sumber: AP Photo)

 

KIEV, KOMPAS.TV - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (20/2/2024), menyatakan keterlambatan pengiriman senjata dari sekutu-sekutu Barat akan membuka peluang bagi militer Rusia untuk membuat kemajuan di medan perang.

Hal itu, kata dia, juga akan membuat pertempuran "sangat sulit" di sebagian garis depan.

Zelenskyy dan pejabat lainnya kerap mengungkapkan rasa frustrasi mereka terhadap lambatnya pengiriman bantuan yang dijanjikan, terutama karena tanda-tanda kelelahan perang telah muncul.

Negara-negara Eropa kesulitan menemukan persediaan yang mencukupi untuk dikirim ke Ukraina, sementara bantuan AS senilai USD60 miliar terhenti karena perbedaan politik. Hal ini tampaknya akan menjadi keuntungan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.

Namun, bantuan lebih lanjut sedang menuju ke Ukraina. Swedia pada Selasa mengumumkan paket bantuan terbesarnya sejauh ini, dan Kanada menyatakan akan mempercepat pengiriman lebih 800 drone.

Zelenskyy dalam video pidato hariannya Senin (19/2/2024) malam, mengatakan Rusia telah menumpuk pasukan di beberapa titik sepanjang garis depan sepanjang 1.500 kilometer.

Hal itu diduga bertujuan untuk melancarkan serangan pada setiap kelemahan pertahanan Ukraina yang terlihat.

"Mereka (Rusia) memanfaatkan keterlambatan bantuan ke Ukraina," ujarnya setelah mengunjungi pos komando di daerah Kupiansk, di wilayah Kharkiv bagian timur laut, Senin.

Ia mengatakan pasukan Ukraina sangat kekurangan artileri, sistem pertahanan udara, dan senjata jarak jauh.

Baca Juga: Denmark Sumbangkan Seluruh Artilerinya untuk Ukraina, Minta Eropa Lakukan Hal yang Sama

Tentara Ukraina menyiapkan kendaraan artileri Gvozdika untuk melakukan penembakan ke arah pasukan Rusia di garis depan di wilayah Donetsk, Ukraina, Jumat, 16 Februari 2024. (Sumber: Roman Chop via AP)

Pasukan Ukraina mundur dari kota strategis Avdiivka akhir pekan lalu, setelah bertempur sengit dengan Rusia selama empat bulan meskipun kalah jumlah dan senjata.

Namun, Oleksiy Danilov, kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, mengatakan meskipun situasi di medan perang sulit, terutama karena kekurangan amunisi, situasi di front timur tidaklah kritis.

"Kami bertempur dan akan terus bertempur," kata Danilov kepada media berita Ukrainska Pravda.

"Kami hanya memiliki satu permintaan kepada mitra kami: membantu kami dengan senjata, amunisi, dan pertahanan udara."

Dia mengeklaim Rusia mengalami kerugian berat dalam pertempuran di Avdiivka yang hancur akibat bombardir. Namun klaim tersebut tidak dapat diverifikasi secara independen.

Analisis memperkirakan akan ada penundaan serangan Rusia di daerah Avdiivka. Kekuatan Kremlin memerlukan waktu untuk "istirahat dan regenerasi," demikian menurut Kementerian Pertahanan Inggris pada Selasa.

Institute for the Study of War, sebuah lembaga pemikir di Washington, juga memprediksi Rusia akan melakukan "jeda operasional" di daerah tersebut.

Zelenskyy mengatakan pembicaraan dengan mitra-mitra asing berfokus pada "bagaimana melanjutkan dan memperluas" dukungan.

Swedia, yang siap bergabung dengan NATO, mengumumkan pada Selasa, akan memberikan bantuan militer kepada Ukraina senilai 7,1 miliar kronor (USD681 juta). Ini termasuk 30 perahu, beberapa di antaranya adalah kapal serbu militer cepat dan kuat, serta senjata bawah air.

Baca Juga: Pasukan Ukraina Mundur dari Avdiivka, Kiev Kehabisan Amunisi Lawan Rusia?

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy, Selasa (20/2/2024), menyatakan keterlambatan pengiriman senjata dari sekutu-sekutu Barat akan membuka peluang bagi militer Rusia untuk membuat kemajuan di medan perang. (Sumber: AP Photo)

Perjanjian tersebut juga mencakup amunisi artileri, tank Leopard, sistem pertahanan udara baru, peluru anti-tank, peluncur granat, granat tangan, dan kendaraan medis, serta drone bawah air dan peralatan menyelam.

“Dengan mendukung Ukraina, kami juga berinvestasi dalam keamanan kami sendiri,” kata Menteri Pertahanan Swedia Pål Jonson dalam konferensi pers di Stockholm.

"Jika Rusia menang dalam perang mengerikan ini, kita akan memiliki masalah keamanan yang jauh lebih besar daripada yang kita miliki saat ini."

Pemerintah Kanada mengumumkan pada Senin, akan mengirim lebih dari 800 drone ke Ukraina mulai musim semi ini. Pengiriman itu bagian dari bantuan militer senilai 500 juta dolar Kanada untuk Ukraina yang telah diumumkan sebelumnya.

Tahun lalu, Ukraina menerima USD42,5 miliar dari mitra-mitra asing, di mana USD11,6 miliar adalah bantuan hibah yang tidak perlu dikembalikan, demikian diumumkan oleh Kementerian Keuangan Ukraina pada Selasa.

Bantuan hibah diberikan oleh Amerika Serikat (AS), Jepang, Norwegia, Jerman, Spanyol, Finlandia, Swiss, Irlandia, Belgia, dan Islandia.

AS mengucurkan hibah yang tidak perlu dikembalikan dengan jumlah terbesar, yaitu USD11 miliar.

Pembiayaan konvensional jangka panjang mencapai USD30,9 miliar, termasuk pinjaman dari Uni Eropa (USD19,5 miliar), Dana Moneter Internasional (USD4,5 miliar), Jepang (USD3,4 miliar), Kanada (USD1,8 miliar), Inggris (USD 1 miliar), Bank Dunia (USD660 juta), dan Spanyol (USD50 juta).

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU