> >

NATO Tidak Punya Rencana Kirim Pasukan Tempur ke Ukraina, tetapi Dukungan Tetap Kuat

Kompas dunia | 28 Februari 2024, 01:05 WIB
Sekjen NATO, Jens Stoltenberg hari Selasa, (27/2/2024) mengatakan aliansi militer tersebut tidak punya rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina, meskipun ada laporan bahwa beberapa negara Barat sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan (Sumber: AP Photo)

BRUSSELS, KOMPAS.TV - Sekjen NATO Jens Stoltenberg mengatakan aliansi militer tersebut tidak punya rencana untuk mengirim pasukan tempur ke Ukraina, meskipun ada laporan bahwa beberapa negara Barat sedang mempertimbangkan untuk mengirim pasukan, Selasa (27/2/2024).

Stoltenberg menyatakan, "Sekutu-sekutu NATO memberikan dukungan luar biasa kepada Ukraina. Kami telah melakukannya sejak tahun 2014 dan meningkatkan dukungan setelah invasi penuh Rusia. Namun, tidak ada rencana untuk mengirim pasukan tempur NATO ke Ukraina."

Sebelum perjalanan ke Paris pada Senin, di mana pejabat tinggi dari lebih dari 20 negara membahas opsi untuk meningkatkan bantuan kepada Ukraina, Perdana Menteri Slovakia Robert Fico mengatakan beberapa negara sedang mempertimbangkan apakah akan melakukan perjanjian bilateral untuk mengirim pasukan ke Ukraina guna membantu melawan serangan Rusia.

Fico mengatakan pemerintahannya tidak berencana mengajukan proposal untuk mengirim tentara Slovakia, tetapi tidak memberikan rincian tentang negara mana yang mungkin mempertimbangkan perjanjian tersebut, atau apa yang akan dilakukan oleh pasukan tersebut di Ukraina.

Ketua Parlemen Slovakia, Peter Pellegrini, mengatakan Slovakia tidak akan mengirim pasukan ke Ukraina.

Perdana Menteri Ceko Petr Fiala menolak untuk memberikan komentar sebelum berangkat ke Paris, mengatakan para pemimpin sedang bertemu untuk membahas opsi yang mungkin, tetapi ia menegaskan "Republik Ceko tentu tidak ingin mengirimkan tentaranya ke Ukraina."

Meskipun menolak tindakan militer NATO, Stoltenberg memberi tahu AP, "Ini adalah perang agresi oleh Rusia terhadap Ukraina, dengan jelas melanggar hukum internasional. Menurut hukum internasional, Ukraina tentu memiliki hak untuk bela diri, dan kami memiliki hak untuk mendukung mereka dalam mempertahankan hak tersebut."

Baca Juga: Presiden Prancis Tegaskan Opsi Kirim Pasukan Barat ke Ukraina Masih Terbuka

Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara dalam konferensi pers di Istana Elysee, Paris, Senin, (26/2/2024), menegaskan kemungkinan mengirim pasukan dari negara-negara Barat ke Ukraina masih terbuka. (Sumber: Gonzalo Fuentes/Pool via AP)

NATO sebagai aliansi hanya memberikan bantuan tidak mematikan kepada Ukraina seperti persediaan medis, seragam, dan perlengkapan musim dingin, tetapi beberapa anggota mengirim senjata dan amunisi secara bilateral atau dalam kelompok.

Keputusan untuk mengirim pasukan akan memerlukan dukungan bulat dari semua negara anggota.

Presiden Prancis Emmanuel Macron hari Senin, (26/2/2024) mengatakan Barat belum mengesampingkan kemungkinan mengirim pasukan ke Ukraina di masa depan, ketika invasi penuh skala Rusia memasuki tahun ketiga.

Macron menegaskan kemungkinan mengirim pasukan dari negara-negara Barat ke Ukraina masih terbuka. Pernyataan ini muncul setelah pertemuan 20 kepala negara Barat terkait perang Rusia-Ukraina yang telah memasuki tahun ketiga.

Dalam konferensi pers di Istana Kepresidenan Elysee, Paris, Senin (26/2/2024), Macron menyatakan, "Kami akan melakukan segala yang mungkin agar Rusia tidak berhasil memenangkan perang ini."

Ia mengungkapkan isu pengiriman pasukan dibahas dalam pertemuan tersebut. Namun, Macron tidak mau menyebutkan negara mana yang sedang mempertimbangkan mengirim pasukan ke Ukraina dengan alasan "ambiguitas strategis."

"Belum ada kesepakatan resmi hari ini terkait pengiriman pasukan yang didukung oleh semua pihak. Namun, dari segi dinamika, tidak ada yang dapat dikecualikan," ujar Macron, seperti dikutip Associated Press.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU