> >

Peringati 50 Tahun Gamelan di Selandia Baru, Grup Padhang Moncar Tampil di Museum Te Papa

Kompas dunia | 10 Maret 2024, 23:39 WIB
Memperingati 50 tahun kedatangan gamelan di Selandia Baru, kelompok gamelan Padhang Moncar melakukan pementasan di Museum Te Papa, yang merupakan museum terbesar di Selandia Baru, Minggu (10/3/2024). (Sumber: KBRI Wellington)

WELLINGTON, SELANDIA BARU – Denting gamelan sayup terdengar dari Museum Te Papa, Museum terbesar di Selandia Baru.

Pemain gamelan yang tergabung dalam grup gamelan Padhang Moncar membuat pengunjung museum tercenung dan berhenti sejenak untuk menikmati lamat-lamat suaranya yang menyentuh. 

Pada Minggu (10/3/2023), gamelan Padhang Moncar melakukan pagelaran untuk memperingati 50 tahun kedatangan gamelan di Selandia Baru.

Sekaligus memperingati 65 tahun hubungan bilateral antara Indonesia dan Selandia Baru.

Kegiatan ini terselenggara atas kerjasama gamelan Padhang Moncar, KBRI Wellington, dan Museum Te Papa.

Gamelan pertama kali dibawa ke Selandia Baru oleh Prof. Allan Thomas yang merupakan pengajar di Victoria University of Wellington, 50 tahun lalu.

Hingga kini, gamelan terus dimainkan dan dipentaskan secara rutin di negara kiwi ini.

Baca Juga: Dari Tari Tor-tor sampai Gamelan, Perayaan Kemerdekaan RI Meriahkan Kota Lincoln di Selandia Baru

“Pemain gamelan yang terlibat pada pentas hari ini adalah kelompok gamelan Padhang Moncar yang berbasis di Victoria University of Wellington," ujar Budi S. Putra yang merupakan pengajar grup gamelan Padhang Moncar, ketika ditemui Kompas TV dalam pagelaran gamelan di Wellington hari ini.

"Anggota Padhang Moncar berasal dari berbagai kalangan yang sebagian besar merupakan warga Selandia Baru serta sejumlah warga asal Malaysia, Filipina, dan Indonesia,” ujar Budi S. Putra yang merupakan pengajar grup gamelan Padhang Moncar, ketika ditemui Kompas TV dalam pagelaran gamelan di Wellington hari ini.

Budi menjelaskan, dalam  pementasan gamelan kali ini, mereka membawakan berbagai lagu pilihan.

Karena durasi yang cukup panjang, yakni dari pukul 10.30 hingga 13.30, maka pementasan ini dibagi menjadi tiga bagian.

Konser awal memperdengarkan tiga gending, yaitu “Lancaran Rena-Rena Pelog Nem”, “Lancaran Bondet Pelog Nem”, dan “Lancaran Gleyong Pelog Nem”. 

Kemudian dilanjutkan dengan bagian kedua yang diisi dengan workshop bermain gamelan yang dilakukan para pemain gamelan dengan pengunjung yang ada di Museum.

Sedangkan pada bagian ketiga, kembali dilakukan konser yang membawakan beberapa lagu seperti “Ladrang Ubaya Pelog Lima” dan “Sapta Pesona”, yaitu lagu yang menceritakan tentang keindahan Indonesia karya baru komposer Dedek Wahyudi.

Baca Juga: Kolaborasi Gamelan dan Tari Bali Warnai Pagelaran World on Stage di Selandia Baru

Pagelaran kali ini, menurut Budi baru pagelaran awal untuk memperingati 50 tahun datangnya gamelan ke Selandia Baru.

Selanjutnya pada Oktober mendatang akan dilakukan peringatan yang lebih besar dengan berkolaborasi dengan berbagai kelompok gamelan.

Kelompok gamelan yang akan bergabung pada Oktober mendatang adalah Taniwha Jaya, University of Canterbury Gamelan dari kota Christchurch, Puspawarna Gamelan dari Otago University.

Selain itu, rencananya pementasan juga akan dimeriahkan dengan penampilan angklung Wellington dan puluhan penari dari Indonesia.

Kelompok gamelan Padhang Moncar sebelumnya telah melakukan tour ke Indonesia sebanyak empat kali, pada tahun 1994, 2002, 2007, dan 2013.

Saat itu, kelompok gamelan ini berkeliling berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Yogyakarta, Solo, Semarang, Surabaya, Malang, dan Bali.

Pada tahun 2012, Padhang Moncar juga terlibat dalam ilustrasi music film “The Hobbits 2” karya Peter Jackson.

Selain itu, Padhang Moncar juga telah beberapa kali ikut meramaikan acara World Music and Dance Festival yang diselenggarakan di kota New Plymouth, Selandia Baru.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU