> >

Penyelidikan PBB: Israel Serang Jurnalis di Lebanon dengan Tank Kendati Tanda Pers Terlihat Jelas

Kompas dunia | 15 Maret 2024, 06:35 WIB
Petugas membawa jenazah jurnalis Reuters, Issam Abdallah, yang terbunuh akibat serangan Israel di perbatasan Lebanon-Israel, 13 Oktober 2023. (Sumber: Hassan Ammar/Associated Press)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Penyelidikan oleh Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa-Bangsa di Lebanon (UNIFIL) menyimpulkan, sekelompok reporter yang diserang Israel di Lebanon pada Oktober lalu jelas teridentifikasi sebagai jurnalis.

Israel menyerang para jurnalis yang bertugas tersebut dengan tank pada 13 Oktober 2023 lalu.

Menurut penyelidikan UNIFIL, tidak ada baku tembak ketika tank Israel menyerang sekelompok jurnalis yang meliput di Lebanon tersebut. Israel disebut menembakkan dua peluru 120 mm dengan tank Merkava.

Baca Juga: Israel Gempur Rafah, Jurnalis Ditembak Rudal hingga Kakinya Diamputasi

Insiden itu menewaskan jurnalis Reuters, Issam Abdallah, dan melukai enam jurnalis lainnya di perbatasan Lebanon-Israel.

Menurut Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ), sebanyak 95 jurnalis terbunuh akibat serangan Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

"Penembakan terhadap warga sipil, dalam kasus ini jurnalis yang jelas teridentifikasi, melanggar UNSCR (Resolusi Dewan Keamanan PBB) 1701 dan hukum internasional," demikian bunyi laporan UNIFIL.

"Telah diperiksa bahwa tidak ada baku tembak di Garis Biru (garis demarkasi Lebanon-Israel) saat insiden terjadi. Alasan serangan terhadap jurnalis tidak diketahui."

Rekaman jurnalis Al Jazeera yang turut terluka dalam serangan tersebut menunjukkan, Israel tidak hanya menyerang para jurnalis dengan meriam 120 mm, tetapi juga dengan senapan mesim kaliber 0,50.

UNIFIL dilaporkan telah membagikan laporan tersebut kepada pihak-pihak terkait, yakni markas PBB di New York serta otoritas Lebanon dan Israel.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Kompas TV, Al Jazeera


TERBARU