> >

Dalam Pidato Langka, Komandan Militer Hamas di Gaza Ajak Umat Muslim Bebaskan Masjid Al-Aqsa

Kompas dunia | 28 Maret 2024, 03:00 WIB
Hamas baru-baru ini merilis rekaman langka yang katanya berasal dari kepala sayap militer mereka, Mohammed Deif, yang mengajak umat Muslim di seluruh dunia bersatu untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (Sumber: Mahmoud Illean/Associated Press)

KOTA GAZA, KOMPAS TV - Hamas baru-baru ini merilis rekaman langka yang katanya berasal dari kepala sayap militer mereka, Mohammed Deif. Pidato itu mengajak umat Muslim di seluruh dunia bersatu untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.

Rekaman tersebut dibagikan pada Rabu (27/3/2024) kemarin, sebagai pengingat akan kesulitan yang dihadapi Israel dalam meruntuhkan kekuatan militer Hamas.

Mohammed Deif, sosok yang diduga mengirimkan pesan tersebut, menyuarakannya dalam rekaman yang diposting di saluran grup militan Hamas di aplikasi pesan Telegram.

"Mulailah bergerak hari ini, sekarang, bukan besok, menuju Palestina," seru Deif dalam pesannya kepada umat Muslim di seluruh dunia, memanggil mereka untuk bergabung dalam "kehormatan jihad dan ikut serta dalam pembebasan Masjid Al-Aqsa."

Al-Aqsa, tempat suci ketiga dalam agama Islam, terletak di sebuah bukit yang menjadi sengketa antara umat Yahudi dan Muslim di Kota Tua Yerusalem.

Tidak ada gambar Deif dalam rekaman tersebut, dan keasliannya pun tidak dapat dipastikan. Tidak dijelaskan juga kapan rekaman tersebut dibuat.

Pemimpin Brigade Qassam Hamas ini tidak pernah muncul di depan publik selama beberapa dekade terakhir, dan rekaman suara terakhir yang diunggah oleh Hamas adalah pada hari serangan 7 Oktober yang memicu perang.

Israel mengklaim Deif adalah salah satu otak dari serangan tersebut, dan dia menjadi buronan teratas Israel bersama Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza.

Deif diyakini telah lumpuh setelah selamat dari beberapa upaya pembunuhan. Israel juga pernah merilis sejumlah kecil foto yang mereka klaim sebagai Deif.

Baca Juga: Israel Klaim Bunuh Petinggi Brigade Qassam Hamas, Deputi Langsung Mohammad Deif

Parasut menjatuhkan pasokan ke Jalur Gaza utara, terlihat dari Israel selatan, Senin, 25 Maret 2024. Hamas baru-baru ini merilis rekaman langka yang katanya berasal dari kepala sayap militer mereka, Mohammed Deif, yang mengajak umat Muslim di seluruh dunia bersatu untuk membebaskan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. (Sumber: AP Photo)

Sementara itu, pada Rabu, 27 Maret 2024, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengecilkan kekhawatiran Amerika Serikat (AS) akan terjadinya bencana kemanusiaan jika Israel melancarkan invasi darat yang telah direncanakan ke kota terjauh di selatan Gaza, dengan mengatakan warga sipil akan dapat mengungsi dari pertempuran ke bagian lain wilayah yang sedang tidak dalam kondisi perang.

Dalam pembicaraannya kepada delegasi Kongres AS yang sedang mengunjungi Israel, Netanyahu mengatakan orang-orang yang mencari perlindungan di Rafah, yang sekarang menjadi tempat tinggal bagi lebih dari setengah dari total populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang, akan dapat meninggalkan daerah tersebut.

"Orang-orang akan bergerak, mereka akan membawa tenda mereka," ujar Netanyahu. "Mereka pindah ke Rafah, dan mereka bisa kembali lagi."

Israel berpendapat invasi darat diperlukan untuk menghancurkan ribuan pejuang Hamas di Rafah. Rencana ini menimbulkan kekhawatiran global karena Rafah, yang terletak di perbatasan antara Gaza dan Mesir, penuh dengan 1,4 juta warga Palestina yang tinggal di perkemahan tenda dan tempat perlindungan PBB, sebagian besar dari mereka menyelamatkan diri dan keluarga dari pertempuran di tempat lain.

Baca Juga: China Mulai Campur Tangan di Perang Gaza, Perwakilan Beijing Temui Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh

Amerika Serikat, yang merupakan sekutu terdekat Israel, mendesak Tel Aviv tidak melaksanakan operasi tersebut tanpa rencana yang kredibel untuk mengevakuasi warga sipil.

Rafah juga merupakan jalur utama bagi bantuan yang sangat dibutuhkan ke Gaza, di mana PBB melaporkan bahwa 100% populasi berada dalam tingkat keamanan pangan yang parah.

Netanyahu menyarankan perselisihan mengenai Rafah hanyalah satu dari sekian sengketa antara kedua sekutu tersebut dan mengungkapkan dia "menghargai" dukungan Presiden Joe Biden, tetapi Israel akan bertindak sendiri "jika diperlukan."

Militer Israel telah mengatakan bahwa mereka berencana untuk mengarahkan warga sipil ke "pulau kemanusiaan" di Gaza tengah menjelang operasi yang direncanakan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU