> >

Hamas Minta Bantuan Internasional untuk Hentikan Pembunuhan Sistematis Warga Gaza

Kompas dunia | 28 Maret 2024, 20:48 WIB
Seorang anak Palestina yang terluka akibat bombardir Israel mendapat perawatan di lantai sebuah rumah sakit di Rafah, Jalur Gaza, Minggu, 24 Maret 2024. (Sumber: AP Photo/Hatem Ali)

GAZA, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Hamas mengeluarkan seruan kepada lembaga-lembaga internasional, termasuk Pengadilan Pidana Internasional (ICC) dan PBB, untuk segera bertindak guna menghentikan pembunuhan yang sistematis terhadap rakyat Palestina. Seruan ini disampaikan hari Rabu, 27 Maret 2024, sebagai tanggapan terhadap kekerasan yang terus terjadi di Gaza.

"Dokumentasi yang disiarkan oleh Al Jazeera tentang pembunuhan dua warga sipil yang tak bersenjata oleh pasukan pendudukan Zionis, serta mayat mereka yang ditarik oleh buldoser untuk menyembunyikan kejahatan, adalah bukti tambahan atas kejahatan Zionis," demikian pernyataan dari kelompok perlawanan Palestina ini.

"Rekaman Al Jazeera mendokumentasikan pembunuhan dua warga Palestina tidak bersenjata oleh pasukan Israel dan penyeretan mayat mereka dengan buldoser untuk menyembunyikan kejahatan adalah bukti tambahan dari kejahatan Zionis," demikian pernyataan Hamas.

Sebuah rekaman Al Jazeera menunjukkan tentara Israel menembak dan membunuh dua warga Palestina yang mencoba kembali ke rumah mereka di utara Jalur Gaza.

Dilaporkan, tentara Israel menyeret mayat kedua korban menggunakan buldoser dan mengubur mereka di pasir untuk menyembunyikan kejahatan yang mereka lakukan.

"Kami mengutuk keras tindakan brutal dan tidak berperikemanusiaan ini oleh pasukan pendudukan Zionis, dan kami menyerukan kepada komunitas internasional untuk segera bertindak guna menghentikan agresi Israel dan memastikan pertanggungjawaban atas kejahatan mereka terhadap rakyat Palestina," tegas juru bicara Hamas, Abdulatif al-Qanoua.

Serangan Israel terhadap wilayah Palestina telah berlangsung sejak serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas, yang diklaim Israel menewaskan sekitar 1.200 orang.

Sejak saat itu, lebih dari 32.500 warga Palestina tewas dan sekitar 75.000 lainnya terluka, sementara kebutuhan pokok mereka semakin sulit terpenuhi.

Sementara itu, pesawat militer Spanyol menerjunkan 26 ton bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza yang terkepung.

Baca Juga: 16 Warga Sipil Lebanon Tewas dalam Serangan Israel  Termasuk 7 Petugas Medis

Warga Palestina berduka di dekat jenazah keluarganya yang dibunuh Israel di depan kamar jenazah di Rumah Sakit Al Aqsa di Deir al Balah, Jalur Gaza, Senin, 25 Maret 2024. (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Operasi ini dilakukan dengan koordinasi dari Yordania dan didanai bersama oleh Uni Eropa. Bantuan tersebut mencakup lebih dari 11.000 paket makanan, sebagai upaya untuk mengurangi tingkat kelaparan yang mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, terutama bagi sekitar 1,1 juta penduduk Gaza.

"Spanyol menekankan pentingnya pembukaan perlintasan darat sebagai langkah krusial untuk mencegah terjadinya kelaparan," demikian pernyataan dari Kementerian Luar Negeri Spanyol.

Meskipun adanya tragedi pada pengiriman bantuan sebelumnya yang mengakibatkan kematian 18 orang, termasuk anak-anak, masih banyak warga Gaza yang membutuhkan bantuan tersebut.

Salah seorang warga, Ahmed Al-Rifi yang bekerja sebagai seorang mekanik, mengatakan setiap hari warga berjuang untuk mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

UNICEF juga menyatakan keprihatinan mereka terhadap pengiriman bantuan melalui udara, menekankan bahwa jalan darat masih menjadi pilihan yang lebih efektif untuk mengantarkan bantuan yang dibutuhkan warga Gaza.

"Kami sangat mendesak pihak-pihak terkait untuk memastikan keamanan dan perlindungan rakyat Gaza, serta memastikan akses yang aman dan lancar bagi bantuan kemanusiaan," tegas juru bicara UNICEF, James Elder.

Meskipun ada permohonan dari Hamas untuk menghentikan pengiriman bantuan melalui udara, beberapa negara termasuk Amerika Serikat dan Yordania tetap melanjutkan operasi tersebut.

Namun, Washington menegaskan mereka juga sedang bekerja keras untuk meningkatkan aliran bantuan melalui jalur darat dan laut.

Laporan yang didukung oleh PBB memperingatkan bahwa kelaparan di utara Gaza bisa terjadi sebelum bulan Mei dan kemungkinan menyebar ke seluruh enklave pada bulan Juli jika tidak ada tindakan yang diambil.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu / Arab News


TERBARU