> >

Keluarga dan Teman Mengenang Dedikasi Para Pekerja World Central Kitchen yang Tewas di Gaza

Kompas dunia | 3 April 2024, 08:37 WIB
Seorang pria memperlihatkan paspor Inggris, Polandia, dan Australia yang berlumuran darah setelah serangan udara Israel, di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Senin, 1 April 2024. (Sumber: Foto AP/Abdel Kareem Hana)

JALUR GAZA, KOMPAS.TV - Serangan udara Israel  menewaskan tujuh pekerja kemanusiaan dari World Central Kitchen (WCK) di Gaza. Korban tewas adalah tiga warga negara Inggris, seorang warga negara Australia, seorang warga negara Polandia, seorang warga negara ganda Amerika-Kanada, dan seorang warga Palestina. 

Beberapa dari mereka telah berkeliling dunia, berpartisipasi dalam upaya bantuan setelah perang, gempa bumi, dan kebakaran hutan. Tidak semua pekerja telah teridentifikasi. Berikut ini adalah nama-nama yang telah disebutkan teridentifikasi. Mereka adalah orang-orang luar biasa yang mendedikasikan hidup untuk kemanusiaan.

Saif Issam Abu Taha

Menurut kerabatnya, Saif Issam Abu Taha, 27, telah bekerja untuk World Central Kitchen sebagai sopir dan penerjemah sejak awal tahun ini. 

Saudara-saudaranya menggambarkan dia sebagai seorang pemuda berdedikasi yang ingin membantu sesama warga Palestina.

“Dia juga seorang pengusaha sukses yang melakukan perdagangan dengan Ukraina, Mesir, Tiongkok dan negara-negara lain,” kata saudara laki-laki Saif, Abdul Razzaq Abu Taha. 

“Pekerjaannya membuatnya dikenal di pihak Israel,” tambah saudaranya, yang membantu dalam koordinasi dan persetujuan untuk membantu tim World Central Kitchen dalam membongkar muatan kapal.

Baca Juga: Netanyahu Akui Pasukan Israel Tewaskan 7 Petugas Kemanusiaan di Gaza: Tidak Sengaja

Saif dikabarkan akan menikah dalam waktu dekat. “Ibuku sedang mencarikan istri untuknya,” kata Abdul Razzaq Abu Taha. “Dia seharusnya menikah jika perang tidak terjadi,” tambahnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Saif dan pekerja lainnya sangat bersemangat untuk menurunkan bantuan makanan, yang sangat dibutuhkan di Gaza. Terakhir kali Saif dan saudaranya berbicara, katanya, mereka telah menyelesaikan pekerjaannya dan dia hendak pulang.

Setelah mendengar tentang serangan udara tersebut, Abdul Razzaq Abu Taha mengatakan dia mencoba menelepon untuk mengetahui apakah Saif baik-baik saja.

Setelah berkali-kali mencoba, katanya, orang asing menjawab dan mengatakan kepadanya, “Saya menemukan telepon ini sekitar 200 meter dari mobil. Semua orang di dalam terbunuh.”

Lalzawmi “Zomi” Frankcom 

Zomi Frankcom dari Australia, kanan, ketika hidup. Ia merupakan salah satu dari tujuh pekerja bantuan dari World Central Kitchen yang tewas akibat serangan udara Israel di Gaza pada hari Senin,. Dalam foto ini dia berpose untuk berfoto bersama Mikolaj Rykowski, Presiden Free Place Foundation. (Sumber: Facebook Free Place Foundation melalui AP)

Teman dan keluarga mengenang Lalzawmi “Zomi” Frankcom, 43, sebagai wanita pemberani dan tidak mementingkan diri sendiri yang kepeduliannya terhadap orang lain membawanya ke seluruh dunia. Selama lima tahun terakhir, dia bekerja di World Central Kitchen yang berbasis di Washington, dan membawanya ke Amerika Serikat (AS), Thailand, dan negara asalnya, Australia.

“Kami berduka atas orang Australia yang baik ini, yang memiliki rekam jejak membantu sesama warga negaranya, baik secara internasional atau melalui dukungan yang dia berikan selama kebakaran hutan yang terjadi pada Musim Panas Hitam itu,” kata Perdana Menteri Anthony Albanese kepada Australian Broadcasting Corp. “Dia adalah seseorang yang jelas-jelas peduli terhadap sesama umat manusia.”

Baca Juga: Koridor Maritim Bantuan dari Siprus ke Gaza Terancam Macet usai Terbunuhnya 7 Pekerja Kemanusiaan

Penulis : Tussie Ayu Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU