> >

Pendiri WCK Sebut Relawannya Dibom Israel secara Sitematis: 3 Kali Ganti Mobil, 3 Kali Ditembak

Kompas dunia | 4 April 2024, 18:45 WIB
Jenazah staf internasional World Central Kitchen tergeletak di tanah di rumah sakit Al Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza, Senin, 1 April 2024. World Central Kitchen mengatakan serangan Israel membunuh tujuh pekerjanya di Gaza, di antaranya 6 orang asing. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pendiri World Central Kitchen (WCK), Jose Andres menyebut relawan organisasi itu ditargetkan "secara sistematis" oleh militer Israel. Tujuh petugas kemanusiaan organisasi asal Amerika Serikat (AS) itu tewas karena serangan drone Israel pada 1 April 2024 lalu.

Andres menyebut staf WCK ditembak tiga kali oleh drone Israel. Petugas dengan lima kewarganegaraan berbeda itu tetap ditembak drone Israel kendati berganti kendaraan.

Baca Juga: PM Australia Ngamuk ke Israel karena Serangannya Bunuh Pekerja Bantuan: Pembelaannya Tak Cukup Bagus

"Entah bagaimana kami seperti kehilangan kontak. Lalu kami mulai menerima informasi bahwa ada sesuatu yang salah. Mereka diincar secara sistematis, mobil demi mobil," kata Andres dikutip Al Jazeera, Kamis (4/4/2024).

"Mereka menyerang mobil pertama dan kami masih merasa mereka bisa selamat karena itu adalah kendaraan lapis baja."

Akan tetapi, Andres menyebut setelah kendaraan pertama diserang, relawan berpindah ke kendaraan kedua, tetapi kendaraan itu juga diserang. Setelah pindah ke kendaraan ketiga, para relawan tetap diserang drone Israel.

Andres menyebut para relawan itu menelepon kantor saat kejadian tersebut, bertanya: "Apa yang mereka lakukan? Mereka mengincar kita."

Pihak WCK sendiri mengaku telah berkoordinasi dengan militer Israel sebelum konvoi itu berjalan. WCK juga memajang logo berukuran besar di kendaraan yang ditumpangi saat kejadian.

Adapun tujuh relawan WCK yang terbunuh dilaporkan berasal dari lima negara, yakni Palestina, Australia, Polandia, Inggris Raya, dan Amerika Serikat-Kanada. 

Otoritas Polandia, Inggris Raya, hingga Australia mendesak Israel menyelidiki peristiwa tersebut secara transparan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya menyatakan militernya "tidak sengaja" menyerang konvoi WCK.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Kompas TV


TERBARU