> >

China Kecam AS gara-gara Loloskan Bantuan Militer ke Taiwan, Sebut Taipei dalam Situasi Berbahaya

Kompas dunia | 24 April 2024, 21:12 WIB
Ilustrasi. Taiwan meluncurkan kapal selam pertama buatan dalam negeri dinamakan Hai Kun, punya panjang 80 meter dan berat 2.500 - 3.000 ton, serta sistem pertahanan dan torpedo yang diperoleh dari perusahaan pertahanan AS, Lockheed Martin, Kamis (28/9/2023). Pada Selasa (23/4/2024), AS meloloskan paket bantuan militer untuk Taiwan, yang segera dikecam China. (Sumber: Taiwan Presidential Office)

BEIJING, KOMPAS.TV – China mengecam pemberian bantuan militer Amerika Serikat (AS) ke Taiwan, Rabu (24/4/2024). Beijing menyebut pemberian bantuan itu mendorong Taiwan ke dalam ‘situasi berbahaya’.

Pada Selasa (23/4) malam waktu setempat, Senat AS meloloskan bantuan perang senilai USD 95 miliar atau sekitar Rp1.537 triliun ke Ukraina, Israel, dan Taiwan. Pemberian bantuan perang itu akhirnya disetujui setelah penundaan dan perdebatan berbulan-bulan tentang bagaimana seharusnya keterlibatan AS dalam perang di negara asing.

Paket bantuan itu termasuk USD 8 miliar untuk Taiwan, untuk meng-counter ancaman invasi oleh China, yang mengeklaim seluruh negara kepulauan itu sebagai teritorinya, dan Beijing bahkan telah mengancam akan mengambil secara paksa jika perlu.

Baca Juga: Taiwan Murka Bolivia Malah Beri Ucapan Solidaritas Gempa ke China: Anda Tak Boleh Menjadi Boneka

Kantor bagian Urusan Taiwan di China bahkan menyebut bantuan itu merupakan pelanggaran serius komitmen AS terhadap China. 

“(Bantuan perang) itu mengirimkan sinyal yang salah bagi pasukan separatis kemerdekaan Taiwan,” demikian pernyataan China, seperti dilansir Associated Press.

Zhu Fenglian, juru bicara kantor bagian urusan Taiwan di China menambahkan, Partai Progresif Demokratik – yang memenangkan masa jabatan presiden empat tahun kali ketiga pada Januari lalu – bersedia “menjadi pion dari kekuatan eksternal untuk menggunakan Taiwan membendung China, (hingga) menempatkan Taiwan pada situasi berbahaya”.

Pada Selasa (23/4), Presiden Terpilih Taiwan Lai Ching-te menyatakan pada delegasi AS bahwa paket bantuan itu akan memperkuat pencegahan terhadap otoritarianisme di rantai sekutu Pasifik Barat.

“Serta membantu menjamin perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan juga meningkatkan kepercayaan diri di wilayah tersebut,” ucap Lai Ching-te saat itu.

Baca Juga: Putin Dukung China untuk Reunifikasi, Taiwan Diyakini Makin Tegang

Penulis : Vyara Lestari Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU