> >

Kim Jong Un Uji Coba Roket Baru yang Bisa Targetkan Seoul dan Bantu Rusia dalam Konflik Ukraina

Kompas dunia | 26 April 2024, 21:42 WIB
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi latihan perang militer Korea Utara, Rabu (6/3/2024). (Sumber: Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Korea Utara, di bawah kepemimpinan Kim Jong Un, baru-baru ini melakukan uji coba untuk sistem roket baru, menimbulkan kekhawatiran tentang potensinya untuk menargetkan Seoul, Korea Selatan, dan mungkin membantu Rusia dalam konflik yang sedang berlangsung dengan Ukraina. 

Roket yang dimaksud adalah peluncur roket multipeluru 240 milimeter, dengan jangkauan perkiraan antara 40 hingga 60 kilometer, seperti yang dilaporkan oleh Korean Central News Agency.

Menurut para ahli pertahanan, senjata baru ini dapat secara signifikan meningkatkan kemampuan artileri Tentara Rakyat Korea dan menimbulkan ancaman strategis, terutama terhadap kawasan metropolitan Seoul. 

Yang Uk, seorang peneliti di Asan Institute for Policy Studies, menekankan dampak potensial dari roket-roket ini, menyoroti kemampuannya untuk menempatkan seluruh wilayah Seoul dalam jangkauan serangan.

Meskipun ancaman langsung yang ditimbulkan oleh roket-roket ini mungkin terbatas dibandingkan dengan senjata lain yang dimiliki Korea Utara, seperti misil balistik jarak pendek dan sistem artileri, kekhawatiran tetap ada tentang implikasinya. 

"Korea Utara dapat menempatkan seluruh wilayah Seoul dalam jangkauan tembakannya jika roket-roket ini ditembakkan dari garis depan," kata Yang dikutip dari Business Insider.

"Itu dapat memiliki arti penting di pasar ekspor, misalnya bagi Rusia, dan dapat menjadi senjata yang berguna dalam perang di Ukraina," katanya.

Simon Miles, seorang asisten profesor di Duke University, menyarankan bahwa meskipun ada masalah kualitas potensial, roket-roket ini masih dapat membantu kepentingan Rusia, terutama mengingat pengiriman peralatan militer antara Korea Utara dan Rusia.

Baca Juga: Potret Kim Jong Un Saksikan dari Dekat Simulasi ‘Serangan Balik Nuklir’

"Kualitasnya akan rendah, tetapi mungkin 'cukup baik' untuk tujuan Rusia jika mereka membelinya, dan saya yakin harganya akan menarik," ujar Miles.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Business Insider


TERBARU