> >

China Jatuhkan Sanksi terhadap Perusahaan dan Eksekutif Pertahanan AS yang Jual Senjata ke Taiwan

Kompas dunia | 23 Mei 2024, 07:30 WIB
Menteri Luar Negeri China Wang Yi. China menjatuhkan sanksi terhadap 12 perusahaan pertahanan yang terkait Amerika Serikat (AS) dan 10 eksekutif atas penjualan senjata ke Taiwan, Rabu (22/5/2024). (Sumber: Stefani Reynolds/Pool Photo via AP)

 

BEIJING, KOMPAS.TV - China menjatuhkan sanksi terhadap 12 perusahaan pertahanan yang terkait Amerika Serikat (AS) dan 10 eksekutif yang menjual senjata ke Taiwan.

Langkah ini sebagai balasan atas sanksi yang dijatuhkan AS terhadap perusahaan-perusahaan China yang memiliki hubungan dengan Rusia.

Perusahaan yang terkena sanksi China termasuk Lockheed Martin, Raytheon, General Dynamics, dan lainnya. Eksekutif senior dari Northrop Grumman dan General Dynamics juga kena.

Kementerian Luar Negeri China, Rabu (22/5/2024), mengatakan tindakan ini diambil setelah AS "secara sembarangan memberlakukan sanksi sepihak yang ilegal terhadap sejumlah entitas China dengan alasan faktor-faktor terkait Rusia" dan AS "terus menjual senjata ke wilayah Taiwan, yang dianggap sebagai bagian dari China."

China mengeklaim Taiwan yang punya pemerintahan sendiri, sebagai wilayahnya, dan mengatakan akan merebutnya dengan kekuatan jika diperlukan.

China sudah lama menentang penjualan senjata AS ke Taiwan. Meskipun AS tidak mengakui Taiwan sebagai negara, Washington berkewajiban berdasarkan hukum federal untuk memastikan pemerintah pulau tersebut memiliki sarana untuk membela diri.

Setelah pelantikan Presiden Taiwan Lai Ching-te pada Senin (20/5/2024) lalu, China mengumumkan sanksi terhadap Boeing Defense, Space and Security dan dua perusahaan pertahanan AS lainnya atas penjualan senjata ke Taiwan.

China juga menjatuhkan sanksi terhadap Mike Gallagher, mantan anggota Kongres AS dari Partai Republik yang mewakili Negara Bagian Wisconsin yang mendukung Taiwan.

Baca Juga: Indonesia Kena Imbas Sanksi AS ke Jaringan Penyuplai Produksi Drone Iran, Kok Bisa?

Putaran sanksi terbaru ini, yang diberlakukan di bawah Undang-Undang Anti-Sanksi Asing China, akan membekukan semua aset perusahaan-perusahaan tersebut yang ada di China dan melarang individu-individu serta keluarga dekat mereka untuk mendapatkan visa masuk ke China, termasuk Hong Kong dan Makau.

Perusahaan dan individu tersebut juga akan dilarang melakukan bisnis dengan perusahaan China. Dampak langsung dari tindakan ini belum jelas, tetapi sanksi semacam ini seringkali lebih bersifat simbolis.

Langkah ini menambah sanksi yang diumumkan tahun lalu yang melarang Lockheed Martin Corp. dan Raytheon Missiles and Defense milik Raytheon Technologies Corp. mengimpor barang dari China atau melakukan investasi baru di negara tersebut.

Pada 1 Mei lalu, AS menjatuhkan sanksi baru terhadap ratusan perusahaan dan orang yang terkait dengan program pengembangan senjata Rusia, termasuk lebih dari selusin entitas China yang dituduh membantu Moskow menghindari sanksi sebelumnya.

Mereka dinilai terlibat dalam pengembangan energi masa depan Rusia, produksi dan ekspor logam dan pertambangan; penghindaran sanksi; dan memperkuat kemampuan Rusia untuk berperang melawan Ukraina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : Associated Press


TERBARU