> >

Remehkan Perintah Mahkamah Internasional, Serangan Udara Israel Tewaskan 22 Pengungsi di Rafah

Kompas dunia | 27 Mei 2024, 06:24 WIB
Foto arsip. Asap serangan udara Israel di timur Rafah, Jalur Gaza, Senin (6/5/2024). Petugas medis Palestina melaporkan terjadinya serangan udara Israel pada Minggu (26/5), menewaskan 22 orang di kota Rafah, Gaza bagian selatan. Serangan itu menghantam tenda-tenda pengungsi yang terlantar. (Sumber: AP Photo)

Militer Israel mengatakan delapan proyektil melintasi ke Israel setelah diluncurkan dari Rafah, di mana pasukan Israel baru-baru ini melakukan serangan. Militer menyatakan sejumlah proyektil tersebut berhasil dicegat, dan juru bicara militer Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan peluncur di Rafah telah dihancurkan.

Sebelumnya pada Minggu (26/5), truk bantuan memasuki Gaza dari Israel selatan di bawah kesepakatan baru untuk melewati penyeberangan Rafah dengan Mesir setelah pasukan Israel menguasai sisi Palestina bulan ini. Namun, belum jelas apakah kelompok kemanusiaan dapat mengakses bantuan karena adanya pertempuran.

Adapun Mesir menolak membuka kembali sisi penyeberangan Rafah sampai kendali sisi Gaza diserahkan kembali kepada Palestina. Mesir setuju untuk sementara mengalihkan lalu lintas melalui penyeberangan Kerem Shalom di Israel, terminal kargo utama Gaza, setelah panggilan antara Presiden AS Joe Biden dan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi.

Baca Juga: Israel Mengutuk Perintah ICJ agar Serangan ke Rafah Dihentikan, Disambut Baik Hamas

Namun, penyeberangan Kerem Shalom sebagian besar tidak dapat diakses karena serangan Israel di Rafah. Israel mengatakan telah mengizinkan ratusan truk masuk, tetapi badan-badan PBB mengatakan biasanya terlalu berbahaya untuk mengambil bantuan tersebut.

Seperti diketahui, perang antara Israel dan Hamas telah menewaskan hampir 36.000 orang Palestina. Kementerian Kesehatan mengatakan jenazah 81 orang yang tewas akibat serangan Israel telah dibawa ke rumah sakit dalam 24 jam terakhir. Israel menyalahkan kematian warga sipil pada Hamas karena para militan beroperasi di daerah pemukiman yang padat.

Sekitar 80% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah meninggalkan rumah mereka, kelaparan parah meluas, dan pejabat PBB mengatakan bagian dari wilayah tersebut mengalami kelaparan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU