> >

Gelombang Panas Hantam Pakistan dengan Suhu Tembus 52 Derajat Celcius, Korban Berjatuhan

Kompas dunia | 28 Mei 2024, 05:02 WIB
Dokter memeriksa seorang anak yang dirawat karena gastroenteritis di sebuah rumah sakit di Hyderabad, Pakistan, Kamis (23/5/2024). (Sumber: Pervez Masih/Associated Press)

MOHENJO DARO, KOMPAS TV - Suhu di Provinsi Sindh, Pakistan bagian selatan, melonjak di atas 52 derajat Celcius, suhu tertinggi musim panas ini dan mendekati rekor nasional, menurut Departemen Meteorologi Pakistan (PMD) pada Senin, 27 Mei 2024.

Suhu ekstrem di seluruh Asia selama sebulan terakhir kemungkinan besar diperburuk oleh perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia, kata tim ilmuwan internasional.

Seorang pejabat senior PMD Shahid Abbas menjelaskan, di Mohenjo Daro, situs arkeologi dari Peradaban Lembah Indus yang dibangun pada 2500 SM, suhu mencapai 52,2 derajat Celcius dalam 24 jam terakhir.

Data ini adalah yang tertinggi musim panas sejauh ini, dan mendekati rekor kota dan negara yaitu 53,5 derajat Celcius dan 54 derajat Celcius.

Mohenjo Daro adalah kota kecil dengan musim panas yang sangat panas, musim dingin yang sejuk, dan curah hujan rendah. Namun, pasar-pasar di sana biasanya ramai, termasuk toko roti, kedai teh, bengkel, toko reparasi elektronik, dan penjual buah serta sayuran.

Namun, gelombang panas saat ini membuat toko-toko hampir tidak ada pengunjung.

"Pelanggan tidak datang ke restoran karena panas ekstrem. Saya duduk saja di restoran ini dengan meja dan kursi kosong tanpa pelanggan," kata Wajid Ali, 32 tahun, pemilik kedai teh di kota tersebut.

Baca Juga: Suhu Udara Gelombang Panas Pakistan Capai 49 Derajat Celsius, Ratusan Orang Dilarikan ke RS

Suhu di Provinsi Sindh, Pakistan bagian selatan, melonjak di atas 52 derajat Celcius, suhu tertinggi musim panas ini dan mendekati rekor nasional, menurut Departemen Meteorologi Pakistan (PMD) pada Senin, 27 Mei 2024. (Sumber: AP Graphics)

"Saya mandi beberapa kali sehari untuk sedikit meredakan panas. Selain itu, tidak ada listrik. Panas ini membuat kami sangat tidak nyaman."

Di dekat kedai Wajid Ali, ada toko reparasi elektronik yang dikelola oleh Abdul Khaliq, 30 tahun, yang bekerja dengan pintu toko setengah tertutup untuk menghindari sinar matahari. Abdul Khaliq juga mengeluhkan panas yang mempengaruhi bisnisnya.

Dokter setempat, Mushtaq Ahmed, menambahkan bahwa penduduk lokal telah menyesuaikan diri dengan kondisi cuaca ekstrem ini dan lebih memilih tinggal di dalam rumah atau dekat dengan air.

"Pakistan adalah negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kami telah menyaksikan hujan di atas normal, banjir," kata koordinator perdana menteri untuk iklim, Rubina Khursheed Alam, dalam konferensi pers pada 24 Mei, seraya menambahkan bahwa pemerintah menjalankan kampanye kesadaran karena gelombang panas ini.

Baca Juga: Gelombang Panas Tewaskan 2 Orang di India, Sekolah dan Kampus Ditutup Sementara

Suhu tertinggi yang pernah tercatat di Pakistan terjadi pada 2017 ketika suhu naik hingga 54 derajat Celcius di Kota Turbat, yang terletak di Provinsi Balochistan bagian barat daya.

"Ini adalah suhu tertinggi kedua di Asia dan keempat di dunia," kata kepala meteorologi PMD, Sardar Sarfaraz.

Gelombang panas ini akan mereda di Mohenjo Daro dan sekitarnya, tetapi gelombang panas lain diperkirakan akan melanda daerah lain di Sindh, termasuk ibu kotanya, Karachi - kota terbesar di Pakistan.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Straits Times


TERBARU