> >

Hamas Tegaskan Gencatan Senjata Permanen Harus Jadi Bagian Kesepakatan dengan Israel

Kompas dunia | 5 Juni 2024, 07:14 WIB
Bendera negara Palestina. Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menegaskan tidak akan menerima kesepakatan dengan Israel tanpa gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza. (Sumber: Anadolu)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menegaskan tidak akan menerima kesepakatan dengan Israel tanpa gencatan senjata permanen dan penarikan penuh Israel dari Jalur Gaza.

Osama Hamdan, pejabat senior Hamas, mengatakan mereka telah memberitahu para mediator bahwa mereka "menunggu tanggapan dari Israel mengenai masalah ini." Berbicara di Beirut, Hamdan menuduh Israel ingin membawa sandera keluar dari Gaza lalu melanjutkan perang, seperti laporan Associated Press, Rabu, 5/6/2024.

Hamdan mengatakan Hamas menyambut baik pengumuman Biden sebagai "positif." Namun menegaskan, "Kami tidak bisa menerima kesepakatan yang tidak menjamin dan mengkonfirmasi gencatan senjata permanen dan penarikan penuh dari Gaza diikuti dengan pertukaran tahanan."

Hamdan menambahkan bahwa ada ribuan warga Palestina di penjara Israel dan setiap kesepakatan harus mengarah pada pembebasan mereka. Sekitar 80 sandera yang ditangkap oleh militan Palestina pada 7 Oktober diyakini masih hidup di Gaza, bersama dengan sisa-sisa dari 43 lainnya.

Pernyataan Hamdan muncul setelah proposal gencatan senjata dari Presiden AS Joe Biden. Proposal ini menawarkan kemungkinan mengakhiri perang Israel melawan Hamas, mengembalikan sandera, dan meredakan pertempuran di perbatasan utara dengan Lebanon.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majid al-Ansari, mengatakan Qatar, Mesir, dan AS masih menunggu tanggapan dari Israel dan Hamas. "Ide-ide jelas" telah diajukan, tetapi "kami belum memiliki posisi yang jelas dari kedua belah pihak," kata al-Ansari.

Al-Ansari menyebut perselisihan dalam pemerintahan Israel, di mana sekutu ultra-nasionalis PM Benjamin Netanyahu mengancam menjatuhkan koalisi jika kesepakatan tidak menghancurkan Hamas. Netanyahu mengatakan kesepakatan tersebut memastikan tujuan tersebut, meskipun tidak diumumkan secara publik. Al-Ansari mengatakan "prinsip-prinsip (proposal) ini menggabungkan tuntutan semua pihak."

Baca Juga: Mediator Qatar Desak Posisi yang Jelas dari Israel dan Hamas untuk Gencatan Senjata di Gaza

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 6 Mei 2024. Netanyahu hari Senin, 3 Juni 2024, menyatakan belum siap untuk menghentikan perang di Jalur Gaza dan mengklaim pernyataan Biden tentang usulan gencatan senjata tidak akurat. (Sumber: AP Photo)

Amerika Serikat mendesak Dewan Keamanan PBB pada Senin, 3 Juni 2024, untuk mendukung rencana tiga fase yang diumumkan oleh Presiden Joe Biden. Rencana ini bertujuan mengakhiri perang hampir delapan bulan di Gaza, membebaskan semua sandera, dan mengirimkan bantuan besar-besaran ke wilayah tersebut.

Duta Besar AS Linda Thomas-Greenfield mengatakan AS mengedarkan rancangan resolusi kepada 14 anggota dewan lainnya untuk mendukung proposal mengakhiri konflik yang dimulai dengan serangan mendadak Hamas di selatan Israel pada 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil Israel.

"Banyak pemimpin dan pemerintah, termasuk di wilayah ini, telah mendukung rencana ini dan kami meminta Dewan Keamanan untuk bergabung dengan mereka dalam menyerukan pelaksanaan kesepakatan ini tanpa penundaan dan tanpa syarat lebih lanjut," katanya dalam sebuah pernyataan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU