> >

Kubu Yahudi Nasionalis Israel Pawai di Daerah Palestina - Yerusalem, Teriak "Matilah Orang Arab"

Kompas dunia | 6 Juni 2024, 06:56 WIB
Petugas polisi Israel memisahkan warga Israel dan Palestina di Kawasan Muslim di Kota Tua Yerusalem, sebelum pawai kelompok nasionalis Yahudi, Rabu, 5/6/2024. Ribuan warga kubu nasionalis Israel berpawai di daerah Palestina kota Yerusalem hari Rabu, 5/6/2024, meneriakkan, Matilah Orang Arab, yang memicu ketegangan. (Sumber: AP Photo)

YERUSALEM, KOMPAS.TV - Ribuan warga kubu nasionalis Israel berpawai di daerah Palestina kota Yerusalem hari Rabu,(5/6/2024) sambil  meneriakkan "Matilah Orang Arab," yang memicu ketegangan.

Yerusalem, pusat konflik Israel-Palestina, relatif tenang selama perang Israel-Hamas. Namun, pawai ini, yang dianggap provokatif oleh Palestina, bisa memicu kerusuhan lebih luas seperti tiga tahun lalu saat pawai ini memicu perang 11 hari di Gaza.

Peserta pawai berkumpul di luar Gerbang Damaskus Kota Tua Yerusalem, tempat berkumpul utama warga Palestina di Yerusalem Timur. Mereka meneriakkan slogan anti-Arab dan anti-Islam, menari, dan mengibarkan bendera Israel.

Menteri Keamanan Nasional sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, mengatakan pawai ini mengirim pesan kepada Hamas, “Kami mengirim pesan dari sini ke Hamas: Yerusalem milik kami. Gerbang Damaskus milik kami,” katanya. "Dan dengan bantuan Tuhan, kemenangan total adalah milik kami," tambah Ben-Gvir.

Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, menanggapi pawai ini, “Rakyat kami tidak akan beristirahat sampai penjajahan hilang dan negara Palestina merdeka berdiri dengan Yerusalem sebagai ibukotanya,” katanya.

Sebelum pawai dimulai, kerumunan berkelahi dengan polisi dan melempar botol plastik ke seorang jurnalis. Polisi mengatakan mereka menangkap 18 peserta pawai "dengan tuduhan kejahatan kekerasan, penyerangan, ancaman, dan tindakan tidak tertib."

Pawai ini berlangsung di tengah ketegangan tinggi akibat perang Israel-Hamas di Gaza. Perang dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober ke Israel selatan, di mana Hamas diklaim oleh Israel telah menewaskan sekitar 1.200 orang warga Israel, kebanyakan warga sipil, dan menculik sekitar 250 sandera.

Baca Juga: 360 Jasad Ditemukan di Kamp Pengungsi Jabaliya usai Serangan Israel, Sebagian Besar Wanita dan Anak

Petugas polisi perbatasan Israel melihat warga Israel saat pawai di Kota Tua Yerusalem, Rabu, 5/6/2024. Ribuan warga kubu nasionalis Israel berpawai di daerah Palestina kota Yerusalem hari Rabu, 5/6/2024, meneriakkan, "Matilah Orang Arab", yang memicu ketegangan. (Sumber: AP Photo)

Israel membalas dengan serangan besar-besaran yang telah menewaskan lebih dari 36.300 orang Palestina, menurut pejabat kesehatan setempat, menggusur sebagian besar populasi wilayah tersebut dan menyebabkan kehancuran yang luas.

Amerika Serikat mendukung gencatan senjata bertahap dan pembebasan sandera seperti yang diuraikan oleh Presiden Joe Biden pekan lalu. Namun, Israel mengatakan tidak akan mengakhiri perang tanpa menghancurkan Hamas, sementara kelompok militan itu menuntut gencatan senjata yang langgeng dan penarikan penuh pasukan Israel.

Pawai tahunan ini memperingati “Hari Yerusalem,” yang menandai penaklukan Yerusalem Timur oleh Israel dalam perang Timur Tengah 1967. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibukotanya, tetapi aneksasi Yerusalem Timur tidak diakui secara internasional. Palestina melihat pawai ini sebagai provokasi.

Polisi mengerahkan 3.000 personel keamanan untuk memastikan ketenangan dan menangkap beberapa pria Palestina sebelum pawai dimulai.

Atas desakan Ben-Gvir, pawai ini mengikuti rute tradisionalnya, memasuki Kawasan Muslim di Kota Tua melalui Gerbang Damaskus dan berakhir di Tembok Barat, tempat tersuci bagi Yahudi untuk berdoa.

Polisi menegaskan pawai tidak akan memasuki kompleks masjid Al-Aqsa yang luas, situs tersuci ketiga dalam Islam. Pelanggaran yang dirasakan di situs tersebut sering memicu kekerasan.

Protes tandingan direncanakan sepanjang hari. Kelompok Israel, Tag Meir, mengirim sukarelawan untuk membagikan bunga kepada penduduk Kristen dan Muslim di Kota Tua.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU