> >

Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Segera Mundur, Perpecahan Pemerintahan Darurat Kian Dalam

Kompas dunia | 8 Juni 2024, 15:15 WIB
Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz. (Sumber: AP Photo/ Tsafrir Abayov)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz dilaporkan bakal segera mundur dari pemerintahan darurat Partai Persatuan Nasional.

Gantz bakal mengumumkan pengunduran dirinya pada Sabtu (8/6/2024) malam waktu setempat.

Hal ini pun membuat perpecahan di Pemerintahan Darurat Israel kian dalam.

Baca Juga: Hamas-Fatah Siap Bersatu untuk Pimpin Gaza Usai Perang dengan Israel, China Disebut Jadi Penengah

Pengunduran diri Gantz tersebut memenuhi ultimatum yang telah diserukannya ke Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu bulan lalu.

Ketika itu ia menginginkan komitmen terhadap visi yang disepakati untuk konflik Gaza, yang akan berdampak pada siapa yang akan memerintah wilayah itu jika Hamas dikalahkan.

Jika komitmen tersebut tak dibuat Gantz memutuskan mundur dari jabatannya.

Dikutip dari The Times Times of Israel, tidak ada negosiasi atau upaya yang berlangsung dari partai-partai koalisi untuk menjembatani kesenjangan dengan Gantz, atau memastikan ia tetap dalam koalisi setelah batas waktu 8 Juni, kecuali ada kejutan di menit terakhir.

Gantz pun diyakini akan menghormati ultimatum yang dibuatnya, tiga pekan lalu, karena pemerintah belum menerima atau bahkan secara serius membahas tuntutan yang diajukan.

Gatz sendiri sempat mendapat tekanan untuk tetap di pemerintahan setelah ia bergabung dengan koalisi tersebut untuk membuat pemerintahan darurat perang usai serangan Hamas, 7 Oktober lalu.

Sebuah sumber dari media penyiaran Israel The Kan, mengungkapkan pemerintah AS telah mencoba meyakinkan Gantz menunda rencananya untuk mundur.

Apalagi saat ini upaya untuk mencapai gencatan senjata dan negosiasi pembebasan sandera Israel tengah dilakukan.

Sekutu koalisi sayap kanan pemerintahan Netanyahu, Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir, dan Menteri Keuangan Bezalel Smotrich, telah menegaskan tak setuju atas proposal kesepakatan dengan Hamas saat ini.

Bahkan dengan setiap kesepakatan untuk mengakhiri perang di Gaza sebagai bentuk kesepakatan pembebasan sandera Israel di Gaza.

Baca Juga: Pemerintah Ukraina Tak Pakai Pendingin Ruangan, Efek Kekurangan Listrik akibat Serangan Rusia

Proposal itu sendiri sudah disetujui oleh menteri kabinet perang termasuk Gantz, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Para menteri sayap kanan itu berulang kali mengancam akan menjatuhkan Pemerintahan Netanyahu jika kesepakatan seperti itu dilakukan, meski Netanyahu bersikeras bahwa kesepakatan saat ini akan membuat Israel mampu memenuhi tujuan perangnya.

Jika menilik pernyataan Netanyahu tersebut, keberadaan Gantz sangat penting untuk menyukseskan kesepakatan.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Times of Israel


TERBARU