> >

Laporan Ahli PBB: Pembunuhan Luar Biasa Warga Sipil di Gaza Jelas Kejahatan Terhadap Kemanusiaan

Kompas dunia | 13 Juni 2024, 04:40 WIB
Navi Pillay, mantan Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, menyimpulkan bahwa pasukan Israel dan militan Palestina terlibat dalam kekerasan seksual dan gender selama awal perang Israel-Hamas. (Sumber: AP Photo)

JENEWA, KOMPAS.TV - Para pakar hak asasi manusia (HAM) yang didukung PBB menyatakan dalam sebuah laporan yang diterbitkan pada Rabu (12/6/2024) kemarin, bahwa pasukan Israel dan militan Palestina sama-sama terlibat dalam kekerasan berbasis seksual dan gender selama bulan-bulan pertama perang Israel-Hamas.

Para ahli independen ini, dalam pencatatan rinci tentang peristiwa yang sebagian besar telah dilaporkan di media, mengatakan bahwa pasukan Israel dan militan Palestina melakukan kejahatan perang, sementara Israel juga ditegaskan telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Israel menolak tuduhan tersebut. Selama ini Tel Aviv menolak bekerja sama dengan badan yang didukung PBB tersebut dan menuduhnya bias.

Laporan tersebut, yang mencakup waktu antara serangan 7 Oktober 2023 hingga akhir tahun lalu, memaparkan berbagai dugaan pelanggaran hak dan kejahatan oleh kedua belah pihak selama konflik.

Dikatakan pasukan Israel melakukan tindakan termasuk kelaparan paksa, pembantaian atau pembunuhan warga sipil yang dilakukan dengan sengaja, hukuman kolektif, dan serangan yang disengaja terhadap warga sipil, serta sayap militer Hamas dan kelompok bersenjata Palestina lainnya melakukan pembunuhan sengaja dan penganiayaan terhadap warga sipil serta penyanderaan.

Temuan ini muncul saat konflik memasuki bulan kesembilan dengan sedikit tanda-tanda akan mereda.

Laporan tersebut mengatakan bahwa frekuensi, prevalensi, dan keparahan kejahatan berbasis seksual dan gender terhadap warga Palestina oleh pasukan keamanan Israel selama akhir tahun lalu menunjukkan bahwa beberapa bentuk kekerasan tersebut merupakan bagian dari prosedur operasional militer Israel.

Baca Juga: Blinken Klaim Israel Sepakat Gencatan Senjata, Tuduh Hamas Menunda-nunda dan Tuntut Amendemen

Jasad dari warga Palestina yang tewas karena serangan Israel ke Rafah, Minggu (26/5/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Meskipun mencatat penolakan oleh sayap militer Hamas atas kekerasan seksual terhadap wanita Israel, laporan tersebut mengatakan bahwa para ahli telah mendokumentasikan kasus-kasus yang mengindikasikan kekerasan seksual terhadap pria dan wanita di dekat lokasi sebuah festival musik besar, pos militer, dan beberapa kibbutz yang diserang oleh penyerang.

Panel ahli ini ditugaskan pada tahun 2021 oleh Dewan Hak Asasi Manusia yang didukung PBB untuk menyelidiki pelanggaran hak dan penyalahgunaan di Israel dan wilayah Palestina yang dikuasainya.

Dipimpin oleh Navi Pillay, mantan kepala hak asasi manusia PBB, mereka adalah ahli independen dan tidak berbicara atas nama badan dunia tersebut. Israel menolak bekerja sama dengan tim ahli ini.

"Secara keterlaluan dan menjijikkan mencoba menyamakan antara tentara IDF dan teroris Hamas dalam hal kekerasan seksual dan mengulangi klaim lama tentang diskriminasi anti-Israel oleh para ahli tersebut," respons misi diplomatik Israel di Jenewa.

Baca Juga: Sekjen PBB Kecam Pembunuhan di Kamp Pengungsi Gaza oleh Israel Demi Selamatkan Sandera

Laporan dan tanggapan Israel ini mengungkap makin dalamnya jurang antara PBB dan lembaga afiliasinya dengan pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu atas tanggapannya terhadap serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu dan penyanderaan di Israel oleh militan Palestina bersenjata.

Pada hari Selasa, kantor hak asasi manusia PBB, yang terpisah dari panel ahli independen, mengungkap kemungkinan kejahatan perang oleh pasukan Israel dan kelompok bersenjata Palestina terkait dengan serangan mematikan pasukan Israel untuk membebaskan empat sandera selama akhir pekan dan menewaskan ratusan warga Palestina.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : Associated Press


TERBARU