> >

Pejabat AS Khawatir Perang Total Pecah antara Israel dan Hizbullah

Kompas dunia | 15 Juni 2024, 20:35 WIB
Israel memeriksa lokasi terkena roket dari Lebanon di Kiryat Shmona, Rabu, 27 Maret 2024. Hizbullah Lebanon memperkenalkan taktik dan senjata baru saat perang di Gaza berlanjut, termasuk drone berpeluru dan peledak. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Pejabat Amerika Serikat khawatir terjadinya perang total antara Israel dan Hizbullah akibat serangan yang semakin dalam dari kedua belah pihak.

Menurut laporan CBS News, Jumat (14/6/2024), beberapa pejabat percaya bahwa Israel yang baru-baru ini melancarkan serangan semakin dalam ke wilayah Lebanon, sedang mempersiapkan tahap berikutnya untuk operasi yang lebih luas.

Hal tersebut dikhawatirkan akan memicu perang yang tidak dapat diselesaikan Israel tanpa dukungan Washington.

Pejabat AS lainnya yang berbicara kepada CBS menyatakan keprihatinan mereka bahwa skenario serangan roket Hizbullah yang semakin intens akan mengakibatkan "konsekuensi yang tidak diinginkan". Ini dapat memberi Israel alasan untuk melancarkan serangan besar-besaran.

Hizbullah telah meningkatkan serangannya setelah serangan minggu ini yang menewaskan Taleb Sami Abdullah, komandan tertinggi yang tewas di tangan Israel sejak kekerasan dimulai 8 bulan lalu. 

Hizbullah mulai melancarkan serangan harian terhadap komunitas di utara pada 8 Oktober, dengan alasan untuk mendukung Hamas di tengah perang di Gaza.

Meningkatnya ketegangan ini memperburuk situasi di Timur Tengah, dan menimbulkan kekhawatiran internasional akan potensi eskalasi menjadi konflik yang lebih besar.

Para analis memperingatkan bahwa jika konflik ini tidak dikelola dengan hati-hati, dapat menyebar dan melibatkan negara-negara lain di kawasan tersebut, yang akan memiliki implikasi serius bagi stabilitas regional.

Baca Juga: Hizbullah Luncurkan 215 Roket ke Israel, Balasan Atas Kematian Komandannya

Saling serang antara Israel dan Hizbullah terus berlanjut hingga Sabtu (15/6/2024) pagi hari ini.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : CBS News/Times of Israel


TERBARU