> >

Suasana Iduladha 2024 di Gaza dan Tepi Barat: Dibayangi Perang, Tak Ada Kegembiraan

Kompas dunia | 16 Juni 2024, 14:54 WIB
Warga Palestina menyaksikan dampak pemboman Israel di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza, Sabtu, (8/6/2024). (Sumber: AP Photo)

GAZA, KOMPAS.TV - Suasana suram membayangi perayaan Iduladha di Gaza dan wilayah pendudukan Israel, Tepi Barat.

Perayaan hari besar umat Islam di kedua wilayah tersebut dibayangi perang yang saat ini melanda Gaza.

Serangan tanpa henti Israel di Gaza selama delapan bulan telah melemahkan semangat dan aktivitas ekonomi Yerusalem Timur dan Tepi Barat untuk merayakan Iduladha.

Baca Juga: Ledakan Hantam Mobil Lapis Baja IDF, 8 Tentara Israel Terbunuh di Gaza Selatan

Atmosfer di Yerusalem Timur di Tepi Barat, di tengah kesedihan dan kendala keuangan, menyebabkan akivitas pasar sangat minim.

Dikutip dari Anadolu Agency, Sabtu (15/6/2024), Mohammed Abo Helal pedagang daging di Abdu Dis, pemukiman di pinggiran Yerusalem Timur menggambarkan dampak dari konflik di Gaza terhadap perayaan Iduladha di Tepi Barat.

“Kami juga sangat terdampak perang. Banyak orang yang sedih dan tidak ada atmosfer perayaan,” katanya.

Abo Helal mengatakan, akibat meningkatnya harga, maka permintaan pun menurun.

“Harga juga terus meningkat tahun ini. Sepertinya permintaan yang menurun akan berlanjut hingga masa liburan,” ucapnya.

Keadaan tak jauh berbeda juga terjadi di Gaza, yang luluh lantah karena serangan Israel.

Perayaan Iduladha seperti mengunjunhgi keluarga, membeli baju baru dan membuat makanan di hari besar sulit dilakukan.

Tradisi kurban juga tak mungkin dilakukan karena harga yang terus melonjak.

Salah satu warga Gaza, Bahjat Mansour dari Kamp Jabalia mengatakan, keluarganya setiap tahun merayakan Iduladha dengan berkurban.

Tetapi mereka tak bisa melakukannya tahun ini karena harga yang melonjak dan perang.

“Bagi saya dan keluarga, Iduladha adalah mengenai berkurban, dan tanpa itu, ritual yang sangat kami cintai dan hargai setiap tahun tak bisa dilakukan” katanya kepada The National.

Ia mengatakan, biasa membeli kambing atau patungan untuk sapi setiap Iduladha dengan harga USD500 atau setara Rp8,2 juta.

Namun menurutnya kini harganya bisa mencapai USD2.000 (Rp32 juta), bahkan USD3.000 (Rp49 juta).

Baca Juga: Kate Middleton Tampil Perdana di Publik Sejak Didiagnosa Kanker dalam Acara Trooping the Colour

Selain harga yang meninggi, banyak warga Gaza juga harus menghadapi kehilangan teman dan keluarganya karena perang.

Lebih dari 37.200 warga Palestina di Gaza telah terbunuh sejak pecahnya perang pada Oktober lalu.

Mansour mengatakan lebih dari 20 orang dari kerabat dekat dan jauhnya telah terbunuh selama perang.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : Anadolu Agency/The National


TERBARU