> >

Putin Bakal Tiba di Korea Utara Selasa Besok, Kunjungi Negara Kim Jong-Un 2 Hari

Kompas dunia | 17 Juni 2024, 20:49 WIB
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un bertemu presiden Vladimir Putin di Rusia, Rabu, (13/6/2023). (Sumber: Mikhail Metzel, Sputnik, Kremlin Pool Photo via AP)

PYONGYANG, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin bakal tiba di Korea Utara pada Selasa (18/6/2024) waktu setenpat.

Putin bakal melakukan kunjungan dua hari di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un tersebut.

Bagi kedua negara ini, kunjungan Putin menjadi yang pertama setelah 24 tahun.

Baca Juga: Respons Kemenlu RI Terkait Pengiriman Pasukan Perdamaian ke Gaza: Tunggu Ada Mandat PBB

Dikutip dari The Independent, Senin (17/6/2024), Putin akan bertemu Kim Jong-un dalam pembicaraan yang terfokus dalam meningkatkan kerja sama militer.

Pertemuan itu pun membuat hubungan keduanya semakin dalam, di tengah konfrontasi yang berbeda dengan Washington.

Kantor Berita Korea Utara KCNA mengatakan, kunjungan Putin tersebut sebagai undangan dari Kim Jong-un.

Kedatangan Putin menjadi kunjungan balasan dari kedatangan Kim Jong-un ke Rusia, September lalu.

Kunjungan tersebut terjadi di tengah kekhawatiran internasional atas pengaturan senjata di mana Pyongyang menyediakan amunisi yang sangat dibutuhkan Moskow untuk perang di Ukraina.

Rusia dilaporkan memberikan bantuan ekonomi dan transfer teknologi yang akan meningkatkan ancaman ditimbulkan oleh program persenjataan dan rudal nuklir Kim Jong-un.

Kerja sama militer, ekonomi dan yang lainnya antara Korea Utara dan Rusia terus meningkat tajam sejak Kim Jong-un mengunjungi Rusia dan bertemu Putin tahun lalu.

Baca Juga: Benjamin Netanyahu Bubarkan Kabinet Perang Israel, Perang di Gaza Usai?

Amerika Serikat (AS) dan Korea Selatan telah menuduh Korea Utara memasok Rusia dengan artileri, rudal dan peralatan militer lainnya untuk membantu memperpanjang perang di Ukraina.

Baik Pyongyang dan Moskow telah membantah tuduhan mengenai pemberian senjata Korea Utara ke Rusia yang akan melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Setiap perdagangan senjata dengan Korea Utara akan menjadi pelanggaran dari sejumlah resolusi Dewan Keamanan PBB. Anggota tetap DK PBB ini sebelumnya didukung Rusia.

Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Independent


TERBARU