> >

Situasi Memanas, Ribuan Pejuang Proksi Iran Siap Gabung dengan Hizbullah untuk Perang Melawan Israel

Kompas dunia | 24 Juni 2024, 07:05 WIB
Pejuang dari kelompok militan Lebanon Hizbullah melakukan latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu, 21 Mei 2023. Ribuan pejuang dari kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah menawarkan untuk datang ke Lebanon untuk bergabung dengan kelompok militan Hizbullah dalam perjuangannya melawan Israel. (Sumber: AP Photo)

Beberapa kelompok tersebut telah melakukan serangan terhadap Israel dan sekutunya sejak perang Israel-Hamas dimulai pada 7 Oktober.

Kelompok-kelompok dari apa yang disebut “poros perlawanan” mengatakan mereka menggunakan strategi “kesatuan arena”, dan mereka hanya akan berhenti berperang ketika Israel mengakhiri serangannya di Gaza.

“Kami akan bertempur bahu membahu dengan Hizbullah” jika perang total pecah, kata seorang pejabat dari kelompok yang didukung Iran di Irak kepada The Associated Press di Baghdad.

Namun demikian, dia menolak memberikan rinciannya lebih lanjut. Pejabat itu, bersama dengan pejabat lainnya dari Irak, menyampaikan beberapa penasihat dari Irak saat ini sudah berada di Lebanon.

Seorang pejabat dari kelompok Lebanon yang didukung Iran juga mengatakan, pejuang dari Pasukan Mobilisasi Populer Irak, Fatimiyoun Afghanistan, Zeinabiyoun Pakistan, dan kelompok pemberontak yang didukung Iran di Yaman, Houthi, bisa datang ke Lebanon untuk mengambil bagian dalam perang tersebut.

Qassim Qassir, seorang ahli tentang Hizbullah, setuju bahwa pertempuran saat ini sebagian besar didasarkan pada teknologi tinggi seperti penembakan misil dan tidak memerlukan banyak pejuang.

Namun, ia menyebut, jika perang pecah dan berlangsung lama, Hizbullah mungkin memerlukan dukungan dari luar Lebanon. 

“Mengisyaratkan hal ini bisa jadi pesan bahwa ini adalah kartu yang bisa digunakan,” kata Qassir.

Israel juga menyadari kemungkinan masuknya pejuang asing. Eran Etzion, mantan kepala perencanaan kebijakan untuk Kementerian Luar Negeri Israel, mengatakan dalam sebuah diskusi panel bahwa ia melihat terjadi “kemungkinan tinggi” dari “perang multi-front.”

Baca Juga: Israel Siap Perang Mati-matian Lawan Hizbullah, Rencana Invasi ke Lebanon Diselesaikan

Pejuang dari kelompok militan Lebanon Hizbullah melakukan latihan di desa Aaramta di Distrik Jezzine, Lebanon selatan, Minggu, 21 Mei 2023. Ribuan pejuang dari kelompok yang didukung Iran di Timur Tengah menawarkan untuk datang ke Lebanon untuk bergabung dengan kelompok militan Hizbullah dalam perjuangannya melawan Israel. (Sumber: AP Photo)

Dia mengatakan, bisa ada intervensi Houthi dan milisi Irak dan “aliran besar jihadis dari tempat-tempat termasuk Afghanistan, Pakistan" ke Lebanon dan ke daerah-daerah Suriah yang berbatasan dengan Israel.

Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, mengatakan dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi minggu ini, bahwa sejak Hizbullah memulai serangannya ke Israel pada 8 Oktober, kelompok itu telah menembakkan lebih dari 5.000 roket, misil anti-tank, dan drone ke arah Israel.

“Agresi Hizbullah yang meningkat membawa kita ke ambang eskalasi yang lebih luas, yang bisa memiliki konsekuensi menghancurkan bagi Lebanon dan seluruh wilayah,” kata Hagari. “Israel akan terus berperang melawan poros kejahatan Iran di semua lini.”

Pejabat Hizbullah mengatakan mereka tidak menginginkan perang total dengan Israel tetapi jika itu terjadi mereka siap.

“Kami telah mengambil keputusan bahwa setiap eskalasi, betapa pun terbatasnya, akan dihadapi dengan tindakan balasan, dan pasti akan menimbulkan kerugian besar bagi Israel,” kata wakil pemimpin Hizbullah, Naim Kassem, dalam sebuah pidato minggu ini.

Konflik besar terakhir antara Israel dan Hizbullah terjadi pada musim panas 2006, ketika keduanya bertempur dalam perang 34 hari yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Lebanon dan 140 orang di Israel.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Tito-Dirhantoro

Sumber : Associated Press


TERBARU