> >

Kiprah Julian Assange, Pendiri WikiLeaks dan Pembocor Kejahatan Perang AS

Kompas dunia | 26 Juni 2024, 14:09 WIB
Pendiri WikiLeaks Julian Assange di luar Pengadilan Tinggi di London, 5 Desember 2011. Kisah hidup pendiri WikiLeaks yang eksentrik ini dramatis sejak kecil dan mulai berliku-liku usai mengguncang Amerika Serikat dan sekutunya karena membocorkan rahasia tentang cara Amerika berperang tahun 2010. (Sumber: AP Photo)

WELLINGTON, KOMPAS.TV – Julian Assange, seorang peretas terkenal sejak remaja, muncul di panggung keamanan informasi pada 1990-an. Lahir di Townsville, Australia, masa kecilnya selalu berpindah-pindah yang ia sebut sebagai “masa kecil pengembara.”

Kisah hidup pendiri WikiLeaks yang eksentrik berusia 52 tahun ini dramatis sejak kecil dan mulai berliku-liku usai mengguncang Amerika Serikat dan sekutunya karena membocorkan rahasia tentang cara Amerika berperang, seperti laporan Associated Press, Rabu, 26/6/2024.

Sejak membetot perhatian dunia pada 2010 dengan mempublikasikan catatan perang dan kabel diplomatik yang merinci kesalahan militer AS di Irak dan Afghanistan, Assange memicu kekaguman dunia dan kebencian Amerika serta sekutunya.

Assange dianggap pahlawan yang memperjuangkan keterbukaan dan transparansi pemerintah atau sebagai penjahat yang membahayakan nyawa orang Amerika dengan membantu musuh-musuhnya, serta memicu perdebatan sengit tentang rahasia negara dan kebebasan pers.

Masa kecil Julian Assange berpindah-pindah di "37 sekolah" sebelum berusia 14 tahun, tulisnya di blog yang kini sudah dihapus. Beberapa detail dalam blog tersebut tidak bisa diverifikasi secara independen dan beberapa rincian biografinya berbeda-beda antara berbagai sumber dan wawancara.

Memoar yang diterbitkan tanpa izin Assange pada 2011 menggambarkannya sebagai anak dari pemain boneka keliling. Kepada The New Yorker pada 2010, Assange mengatakan gaya hidup ibunya yang berpindah-pindah membuatnya tidak punya pendidikan yang konsisten atau lengkap.

Pada usia 16 tahun tahun 1987, ia mendapatkan modem pertamanya, katanya kepada majalah tersebut. Assange kemudian muncul sebagai peretas ulung yang bersama teman-temannya meretas jaringan di Amerika Utara dan Eropa.

Pada 1991, saat berusia 20 tahun, Assange meretas terminal bandara Melbourne untuk sebuah perusahaan telekomunikasi Kanada, yang menyebabkan penangkapannya oleh Polisi Federal Australia dan 31 tuduhan kriminal.

Setelah mengaku bersalah atas beberapa tuduhan, ia menghindari hukuman penjara karena hakim menganggap kejahatannya hanya sebagai "keingintahuan yang cerdas dan kesenangan untuk bisa, apa istilahnya? berselancar melalui berbagai komputer ini."

Ia kemudian belajar matematika dan fisika di universitas, tetapi tidak menyelesaikan gelarnya. Tahun 2006, ketika mendirikan WikiLeaks, kegembiraannya untuk bisa menjelajahi sistem komputer yang terkunci berkembang menjadi keyakinan bahwa, seperti yang ia tulis di blognya, "hanya ketidakadilan yang terbongkarlah yang bisa diselesaikan; manusia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi untuk mampu bertindak secara cerdas."

Baca Juga: Pendiri WikiLeaks Julian Assange Resmi Jadi Orang Bebas usai Akui Bocorkan Rahasia AS

Aparat keamanan di luar gedung pengadilan tempat pendiri WikiLeaks Julian Assange diputuskan kini jadi orang bebas, di Saipan, Kepulauan Mariana, Rabu, 26 Juni 2024. (Sumber: AP Photo)

Pada tahun 2010, WikiLeaks merilis setengah juta dokumen tentang perang di Irak dan Afghanistan. Organisasi nirlaba ini terdaftar di Swedia dan badan hukumnya di Islandia. Assange mengatakan kepada The New Yorker ia “hidup di bandara” dan mengklaim perusahaannya tidak punya staf yang dibayar dan hanya punya ratusan relawan.

Ia menyebut pekerjaannya sebagai “jurnalisme ilmiah,” tulis Assange dalam op-ed 2010 di surat kabar The Australian, di mana pembaca bisa memeriksa laporan berdasarkan dokumen asli yang menjadi dasar setiap laporan atau pernyataan.

Salah satu file paling penting yang dipublikasikan oleh WikiLeaks adalah video serangan helikopter Apache Amerika di Baghdad pada 2007 yang menewaskan 11 warga sipil, termasuk dua jurnalis Reuters.

Assange tidak anti-perang, tulisnya di The Australian. “Tapi tidak ada yang lebih salah daripada pemerintah berbohong kepada rakyatnya tentang perang tersebut, lalu meminta warga yang sama untuk mempertaruhkan nyawa dan pajak mereka untuk kebohongan tersebut,” katanya. “Jika perang itu dibenarkan, maka katakan yang sebenarnya dan rakyat akan memutuskan apakah mereka mendukungnya.”

Jaksa AS kemudian mengatakan dokumen yang dipublikasikan Assange termasuk nama-nama orang Afghanistan dan Irak yang memberikan informasi kepada pasukan Amerika dan koalisi, sementara kabel diplomatik yang ia rilis mengekspos jurnalis, pemimpin agama, advokat hak asasi manusia, dan pembangkang di negara-negara represif.

Assange menyatakan dalam wawancara tahun 2010 bahwa "disayangkan" jika sumber yang diungkapkan oleh WikiLeaks bisa terancam, menurut jaksa.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU