> >

Belanda Panggil Dubes Israel terkait Penyadapan Pejabat Mahkamah Pidana Internasional ICC

Kompas dunia | 28 Juni 2024, 08:22 WIB
Mahkamah Pidana Internasional ICC di Den Haag, Belanda, 30 April 2024. Kementerian Luar Negeri Belanda memanggil Duta Besar Israel untuk membahas dugaan kampanye pelecehan dan peretasan selama sembilan tahun terhadap pejabat ICC, menyusul keluhan dari anggota parlemen. (Sumber: Peter Dejong/Associated Press)

“Perang” ini dimulai Januari 2015, ketika Palestina dipastikan bergabung dengan ICC setelah diakui sebagai negara oleh Majelis Umum PBB. Aksesi ini dikutuk oleh pejabat Israel sebagai bentuk “terorisme diplomatik,” seperti laporan The Guardian pada Selasa, 28 Mei 2024.

Investigasi ini mengungkap bagaimana Israel menjalankan "perang" dan operasi intelijen hampir satu dekade, termasuk dengan peretasan email, pesan singkat, dan dokumen, serta penyadapan percakapan berbagai pejabat ICC untuk menekan jaksa membatalkan kasus dugaan kejahatan perang yang terjadi di Palestina, terutama pada masa jabatan Jaksa Fatou Bensouda yang kini digantikan Karim Khan.

Lima sumber yang akrab dengan kegiatan intelijen Israel mengatakan mereka rutin menyadap panggilan telepon yang dilakukan oleh Bensouda dan stafnya dengan warga Palestina. Terhalang oleh Israel untuk mengakses Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, ICC terpaksa melakukan sebagian besar penelitiannya melalui telepon, yang membuatnya lebih rentan terhadap pengawasan.

Berkat akses komprehensif Israel ke infrastruktur telekomunikasi Palestina, sumber-sumber tersebut mengatakan operasi intelijen Israel dapat menyadap panggilan dari ICC kepada warga Palestina yang berada di Palestina tanpa spyware di perangkat pejabat ICC.

Investigasi ini semakin memanaskan hubungan antara Israel dan ICC, serta menambah tekanan pada Belanda untuk melindungi integritas dan independensi pengadilan internasional tersebut.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The New Arab / Guardian


TERBARU