> >

Taiwan Banyak Lowongan Sektor Semikonduktor, Incar Pekerja Indonesia dan Sediakan Beasiswa Penuh

Kompas dunia | 30 Juni 2024, 23:05 WIB
Ilustrasi semikonduktor Taiwan. Persaingan mendapatkan talenta dan pekerja cerdas industri chip dan semikonduktor adalah bagian dari masalah global termasuk Taiwan, yang saat ini sangat mengincar pekerja cerdas dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, bahkan dengan iming-iming beasiswa penuh. (Sumber: Antara)

TAIPEI, KOMPAS.TV – Persaingan mendapatkan talenta dan pekerja cerdas industri chip dan semikonduktor adalah bagian dari masalah global termasuk Taiwan, yang saat ini sangat mengincar pekerja cerdas dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Iming-iming beasiswa penuh bahkan dikerahkan demi menutupi kurangnya tenaga kerja dan sangat rendahnya tingkat kelahiran.

Menurut laporan tahun 2022 oleh Deloitte, industri semikonduktor Amerika Serikat (AS) akan kekurangan 70.000 hingga 90.000 pekerja dalam beberapa tahun ke depan. Sementara, Korea Selatan membutuhkan 30.000 pekerja selama dekade mendatang.

Sementara itu, China sudah mengalami kekurangan 300.000 pekerja bahkan sebelum lonjakan permintaan chip saat ini, kata laporan tersebut.

Taruhannya sangat tinggi bagi Taiwan, seperti hidup dan mati. Lonjakan perekrutan dan pelatihan mahasiswa internasional dianggap sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Mahasiswa dari Asia Tenggara dianggap sebagai target utama karena populasi muda dan berkembang di wilayah tersebut, seperti laporan Straits Times, Sabtu (29/6/2024).

Ini juga sejalan dengan Kebijakan Baru ke Arah Selatan (NSP) pemerintah, yang diperkenalkan tahun 2016 oleh Presiden Tsai Ing-wen saat itu, bertujuan memperdalam keterlibatan dengan 18 negara di Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Australasia sambil mengurangi ketergantungan pada China.

Pada tahun 2023, tingkat kesuburan total Taiwan adalah 0,865, salah satu yang terendah di dunia.

Secara khusus, pulau ini melihat ke selatan untuk mencari calon mahasiswa perguruan tinggi dengan harapan mereka dapat dilatih untuk mengisi kekurangan tenaga kerja berteknologi tinggi di industri semikonduktor yang kritis. Taiwan sendiri adalah produsen industri semikonduktor terkemuka, memproduksi lebih dari 90 persen chip paling canggih di dunia.

Laporan tahun 2023 oleh platform pencarian kerja terbesar di Taiwan, 104 Job Bank, mengatakan jumlah rata-rata lowongan pekerjaan bulanan di sektor chip lokal pada kuartal kedua tahun 2023 adalah 23.000.

Baca Juga: Presiden Taiwan Siap Kerja Sama dengan China, AS Bakal Bantu Taipei jika Semakin Panas

Ilustrasi semikonduktor Taiwan. Persaingan mendapatkan talenta dan pekerja cerdas industri chip dan semikonduktor adalah bagian dari masalah global termasuk Taiwan, yang saat ini sangat mengincar pekerja cerdas dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, bahkan dengan iming-iming beasiswa penuh. (Sumber: Samsung)

Ini terjadi saat output industri semikonduktor Taiwan diperkirakan akan mencapai NT$4,17 triliun tahun 2024, meningkat 13,6 persen dari tahun sebelumnya, di tengah kemajuan teknologi baru seperti kecerdasan buatan generatif, kata Institut Industri Informasi Taiwan.

“Kebutuhan akan pekerja terampil terus meningkat seiring dengan permintaan chip yang meningkat. Namun Taiwan dapat menghadapi keterlambatan dalam produksi dan inovasi chip jika sektor ini tidak memenuhi kebutuhan tenaga kerjanya,” kata Zoey Hsu, seorang ahli semikonduktor berbasis di Taipei dari firma riset teknologi Counterpoint Research.

Beberapa analis berpendapat status pulau ini sebagai produsen utama semikonduktor memberinya “perisai silikon” dan melindunginya dari invasi dari Beijing, yang mengklaim Taiwan sebagai wilayahnya dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan untuk “bersatu kembali” dengan pulau tersebut.

Meskipun China sendiri mengalami kemajuan teknologi, negara tersebut masih belum dapat menyamai keunggulan chip Taiwan dan masih bergantung pada ekspor semikonduktor dari pulau tersebut. Pada tahun 2023, Taiwan mengekspor chip senilai lebih dari US$47 miliar ke China.

“Dominasi Taiwan di industri chip membuatnya sangat penting, dan karena masalah geopolitik Taiwan, menangani kekurangan tenaga kerja di sektor chip memerlukan urgensi lebih,” kata Hsu, analis tersebut. 

Baca Juga: Lowongan Kerja di Korea Selatan Bagi Perawat Muda Asing untuk Atasi Kekurangan Tenaga Perawat Lansi

Presiden Taiwan William Lai saat disumpah sebagai presiden, Senin (20/4/2024). Persaingan mendapatkan talenta dan pekerja cerdas industri chip dan semikonduktor adalah bagian dari masalah global termasuk Taiwan, yang saat ini sangat mengincar pekerja cerdas dari Asia Tenggara, termasuk Indonesia, bahkan dengan iming-iming beasiswa penuh. (Sumber: AP Photo/Chiang Ying-ying)

Pada September 2023, Taipei mengumumkan rencana menginvestasikan NT$5,2 miliar selama lima tahun untuk meningkatkan jumlah mahasiswa internasional di bidang sains, teknologi, teknik, dan matematika.

Tujuannya untuk melipatgandakan jumlah total mahasiswa asing tahun 2030 menjadi 320.000, dan mempertahankan 70 persen dari mereka untuk bekerja di Taiwan setelah lulus, naik dari tingkat saat ini sebesar 40 persen.

Salah satu program, misalnya, menyediakan beasiswa dan tunjangan bulanan serta peluang magang di perusahaan pembuat chip terkemuka, dengan persyaratan lulusan bekerja di Taiwan selama dua tahun setelah mendapatkan gelar mereka.

Dari 116.038 mahasiswa internasional yang terdaftar pada tahun ajaran 2023, 71.012 berasal dari negara-negara NSP, dengan mayoritas berasal dari Vietnam (23,7 persen), diikuti oleh Indonesia (14,4 persen), dan Malaysia (9 persen).

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU