> >

Belum Ada Kemajuan dalam Perundingan Gencatan Senjata Gaza dengan Israel, Hamas Ungkap Sebabnya

Kompas dunia | 30 Juni 2024, 14:13 WIB
Pejabat Hamas, Osama Hamdan mengungkap belum ada kemajuan dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel terkait perang di Gaza, Sabtu (29/6/2024). (Sumber: Straits Times)

BEIRUT, KOMPAS.TV - Belum ada kemajuan dalam perundingan gencatan senjata dengan Israel terkait perang di Gaza. Hal ini diungkap seorang pejabat senior kelompok perlawanan Palestina Hamas, Osama Hamdan, Sabtu (29/6/2024). 

Hamas menegaskan masih "bersikap positif" terhadap setiap usulan gencatan senjata yang mengakhiri perang, kata Hamdan dalam konferensi pers di Beirut.

Upaya para mediator Arab, yang didukung oleh Amerika Serikat (AS), sejauh ini gagal mencapai kesepakatan gencatan senjata, sementara kedua belah pihak saling menyalahkan atas kebuntuan tersebut.

Hamas mengatakan setiap kesepakatan harus mengakhiri perang dan membawa penarikan penuh Israel dari Gaza. Sementara, Israel mengatakan hanya akan menerima jeda sementara pertempuran hingga Hamas, yang memerintah Gaza sejak 2007, dihabisi.

Hamdan juga menyalahkan AS karena memberikan tekanan pada Hamas untuk menerima kondisi Israel. 

"Sekali lagi, Hamas siap untuk bersikap positif terhadap setiap proposal yang memastikan gencatan senjata permanen, penarikan lengkap dari Jalur Gaza, dan kesepakatan pertukaran yang serius," kata Hamdan, merujuk pada kemungkinan pertukaran sandera yang ditahan di Gaza dengan warga Palestina di penjara Israel.

Ketika milisi yang dipimpin Hamas menyerbu Israel selatan pada 7 Oktober 2023, Israel mengeklaim sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 orang disandera, menurut hitungan Israel.

Serangan balasan Israel sejauh ini telah membunuh hampir 38.000 orang, menurut kementerian kesehatan Gaza, dan membuat daerah pesisir yang padat penduduk tersebut dalam reruntuhan.

Kementerian kesehatan Gaza mengatakan sebagian besar yang tewas adalah warga sipil, mayoritas adalah anak-anak, perempuan, dan lansia. 

Baca Juga: Tentara Israel Menyerah Hancurkan Hamas: Tak Bisa Dimusnahkan karena Sudah Berakar

Tank-tank Israel terlihat di Wadi Gaza di bagian tengah Jalur Gaza, Rabu (26/6/2024). (Sumber: AP Photo/Abdel Kareem Hana)

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan serangan militer Israel di seluruh wilayah tersebut sejauh ini telah membunuh setidaknya 35 orang dan melukai lainnya hanya pada hari Sabtu 29 Juni saja.

Militer Israel pada 29 Juni mengumumkan kematian dua tentara yang tewas dalam pertempuran di Gaza utara, ketika pasukan Israel melanjutkan serangan di lingkungan Shejaia di Kota Gaza.

Penduduk mengatakan tank-tank maju lebih dalam ke beberapa distrik termasuk area sekitar pasar lokal dan ada tembakan hebat dari udara dan darat. Sayap bersenjata Hamas dan Jihad Islam melaporkan pertempuran sengit, mengatakan pejuang menembakkan roket anti-tank dan mortir terhadap pasukan Israel di sana.

Militer Israel mengatakan puluhan pria bersenjata Palestina tewas selama dua hari terakhir dalam pertempuran jarak dekat dan serangan udara di Shejaia, setelah pasukan mengepung apa yang digambarkan sebagai area sipil yang diubah oleh Hamas menjadi kompleks perlawanan.

"Di area tersebut, pasukan menemukan pos pengamatan, senjata, drone musuh, dan peluncur roket jarak jauh dekat sekolah," kata militer dalam sebuah pernyataan. Hamas membantah klaim bahwa mereka beroperasi di area sipil seperti sekolah dan rumah sakit.

Lebih dari delapan bulan dalam perang udara dan darat Israel di Gaza, kelompok militan terus melakukan serangan terhadap pasukan Israel, beroperasi di area yang diklaim tentara Israel telah mereka kuasai berbulan-bulan yang lalu.

Para pemimpin Israel mengatakan dalam minggu terakhir bahwa fase intens dari perang mendekati akhir, dan tahap berikutnya berupa operasi skala kecil yang dimaksudkan untuk menghentikan Hamas dari merakit kembali kekuatan mereka.

Sementara itu, pasukan Israel yang beroperasi di beberapa distrik di Rafah, di Jalur Gaza selatan, membunuh beberapa warga Palestina dan memaksa keluarga-keluarga yang tinggal di ujung barat kota dekat area pesisir untuk bergerak ke utara, menurut pejabat medis dan penduduk Palestina.

Israel mengatakan operasi militer mereka di Rafah bertujuan untuk menghilangkan batalyon bersenjata terakhir dari Hamas.

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU