Erdogan: Hamas adalah Gerakan Perlawanan Membela Tanah Palestina, Bukan Organisasi Teroris
Kompas dunia | 25 September 2024, 14:36 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari Selasa 24/9/2024 waktu New York dengan tegas menyatakan dirinya tidak menganggap Hamas sebagai organisasi teroris, melainkan kelompok perlawanan yang membela tanah airnya.
Pernyataan ini diungkapkan dalam sebuah wawancara dengan NBC News, sebuah media yang berbasis di Amerika Serikat.
“Sejak 1947 hingga hari ini, Palestina terus kehilangan tanahnya berulang kali,” ungkap Erdogan kepada Keir Simmons dari NBC News.
Ketika ditanya tentang kritik terhadap Turki yang memberikan perlindungan bagi Hamas, yang dianggap sebagai teroris oleh AS, Erdogan menjawab dengan tegas: “Kami tentu menentang teroris. Namun, saya adalah salah satu pemimpin yang mengenal Hamas dengan baik. Saya tidak pernah menyebut Hamas sebagai organisasi teroris, dan saya tidak menganggap mereka sebagai organisasi teroris."
"Hamas adalah kelompok perlawanan yang berjuang untuk melindungi tanah mereka. Jadi, bagaimana mungkin saya menyebut kelompok perlawanan seperti itu sebagai organisasi teroris?" kata Erdogan.
Saat ditanya mengenai serangan Hamas pada 7 Oktober terhadap Israel, Erdogan menyarankan agar latar belakang peristiwa tersebut dipelajari dengan baik.
"Kita harus memahami alasan yang memicu peristiwa 7 Oktober. Kita perlu mengetahui berapa banyak warga Palestina yang telah menjadi martir, berapa banyak yang dibunuh. Situasinya sangat, sangat kompleks," kata Erdogan lebih lanjut.
Turki sendiri mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina, yang mencakup pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Baca Juga: Erdogan Murka di Majelis Umum PBB: Netanyahu Harus Dihentikan seperti Adolf Hitler
Meskipun Dewan Keamanan PBB telah mengeluarkan resolusi untuk gencatan senjata segera, Israel terus melanjutkan serangan brutalnya di Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas pada Oktober lalu.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu / NBC News