Satu Tahun Genosida Gaza: Kehancuran Total Kehidupan akibat Serangan Brutal Israel
Kompas dunia | 10 Oktober 2024, 10:59 WIBGAZA, KOMPAS TV - Perang brutal Israel di Gaza selama setahun terakhir telah membunuh puluhan ribu warga sipil, menghancurkan infrastruktur penting, menghabisi nyawa tenaga kesehatan, serta meratakan rumah, sekolah, dan seluruh lingkungan.
Setidaknya 87.000 rumah di Gaza telah hancur total, sementara kerusakan pada infrastruktur vital diperkirakan mencapai $18,5 miliar atau 290 triliun rupiah. Akibatnya, setidaknya 1,9 juta warga Gaza terpaksa mengungsi di dalam negeri.
Sebanyak 456 sekolah, universitas, dan gedung pendidikan lainnya menjadi sasaran serangan Israel, sementara 32 rumah sakit dan 115 ambulans juga turut menjadi korban.
Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza: 11 Pembantaian Massal Warga oleh Israel yang Dicatat Sejarah Dunia
Pemusnahan Dunia Pendidikan: Menghancurkan Masa Depan Generasi Gaza
Serangan udara Israel secara brutal telah menghancurkan lembaga-lembaga pendidikan di Gaza.
Menurut laporan dari ABC News, setidaknya 354 orang tewas dalam serangan yang menargetkan gedung sekolah yang dijadikan tempat pengungsian antara Juni hingga September tahun ini.
Lebih dari 718.000 siswa di Gaza terpaksa berhenti bersekolah akibat perang ini. Kementerian Pendidikan Gaza melaporkan bahwa hingga 27 Agustus, lebih dari 10.888 anak sekolah telah tewas, bersama 529 guru dan staf administrasi. Selain itu, sebanyak 17.224 anak dan 3.686 guru terluka akibat serangan ini.
Di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, anak-anak juga menghadapi hambatan serupa.
Menurut laporan UNICEF, meningkatnya kekerasan dan pembatasan pergerakan sejak Oktober 2023 menambah tantangan bagi 782.000 siswa di wilayah tersebut. Data dari Kementerian Pendidikan menunjukkan bahwa 8% hingga 20% sekolah di Tepi Barat telah ditutup sejak saat itu.
Lebih mengkhawatirkan lagi, setidaknya 45.000 anak berusia enam tahun di Gaza tidak bisa memulai tahun pertama pendidikan mereka.
Anak-anak ini bergabung dengan 625.000 siswa lain yang telah kehilangan satu tahun penuh dan kini menghadapi risiko kehilangan tahun kedua pendidikan.
Baca Juga: Satu Tahun Genosida di Gaza: Dukungan Politik dan Militer AS serta Sekutunya Bagi Genosida di Gaza
Ekosida: Penghancuran Lingkungan oleh Serangan Israel
Perang genosida yang dilancarkan Israel di Gaza tidak hanya menghancurkan kehidupan manusia, tetapi juga merusak lingkungan secara masif. Dalam hukum internasional, istilah "ekosida" merujuk pada kerusakan besar terhadap lingkungan yang membahayakan kehidupan makhluk hidup.
Konsep ini pertama kali muncul pada era Perang Vietnam, ketika profesor biologi Amerika Arthur Galston mengutuk penggunaan zat kimia berbahaya oleh militer AS yang merusak tanaman dan hutan.
Hingga Juni, kerugian lingkungan akibat perang di Gaza diperkirakan menyebabkan emisi karbon hingga 60 juta ton, menurut sebuah studi yang dilaporkan Euronews.
Emisi dari 120 hari pertama konflik ini bahkan melebihi emisi tahunan dari 26 negara, dengan Israel bertanggung jawab atas 90% dari total emisi ini.
Menurut penilaian PBB, butuh lebih dari 100 truk selama 15 tahun untuk membersihkan hampir 40 juta ton puing dari Gaza, dengan biaya operasi diperkirakan antara $500 juta hingga $600 juta.
Untuk membuang puing-puing ini, diperlukan tempat pembuangan sampah seluas antara 250 hingga 500 hektar, tergantung pada seberapa banyak puing yang dapat didaur ulang.
Baca Juga: Genosida, Edusida, Ekosida, Domisida, Urbisida: Berbagai Wajah Penghancuran oleh Israel di Gaza
Domisida: Penghancuran Rumah dan Permukiman Gaza
Serangan Israel terus menghancurkan rumah-rumah di Gaza, mengakibatkan kerusakan luas di wilayah tersebut. Berdasarkan laporan Kelompok Kerja Teknis Perumahan pada bulan September, sekitar 297.000 unit rumah di Gaza mengalami kerusakan, dengan 87.000 rumah hancur total, menurut pernyataan dari UNRWA.
Kerugian ekonomi akibat kerusakan infrastruktur di Gaza diperkirakan mencapai $18,5 miliar, dengan 72% dari total tersebut berasal dari kerusakan di sektor perumahan, 19% di sektor layanan publik seperti air, kesehatan, dan pendidikan, serta 9% di sektor bangunan komersial dan industri.
Setidaknya 1,9 juta warga Gaza kini menjadi pengungsi internal, termasuk mereka yang harus berpindah tempat berkali-kali.
Penghancuran Sistem Kesehatan Gaza
Serangan Israel juga menargetkan layanan kesehatan di Gaza. Menurut laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Israel telah melakukan 516 serangan terhadap sistem kesehatan Palestina di Gaza, serta 619 serangan di Tepi Barat termasuk Yerusalem Timur, antara Oktober tahun lalu hingga 23 September.
Serangan ini mengakibatkan kematian 765 orang dan merusak 110 fasilitas kesehatan, termasuk 32 rumah sakit dan 115 ambulans.
Di Tepi Barat, serangan terhadap sistem kesehatan ini mengakibatkan 25 kematian dan 111 cedera, dengan 444 ambulans dan 56 fasilitas kesehatan terkena dampaknya.
Penghancuran Warisan Budaya Gaza
Serangan brutal Israel juga menargetkan warisan budaya dan sejarah Gaza. Menurut UNESCO, hingga 17 September, 69 situs budaya di Gaza mengalami kerusakan akibat serangan Israel.
Situs-situs ini termasuk 10 situs keagamaan, 43 bangunan bersejarah dan artistik, dua tempat penyimpanan benda budaya, enam monumen, satu museum, dan tujuh situs arkeologi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu