Dunia Masih Tidak Menentu, Hong Kong Dorong Pemulihan Ekonomi, Malaysia Fokus pada Defisit Anggaran
Kompas dunia | 15 Oktober 2024, 18:55 WIBHONG KONG, KOMPAS TV – Hong Kong tengah bersiap mengumumkan langkah-langkah kebijakan baru untuk mendorong pemulihan ekonominya dalam pidato tahunan kebijakan yang akan disampaikan Rabu (16/10/2024) besok.
Salah satu langkah yang dipertimbangkan adalah pengurangan tarif minuman keras, sebagai upaya untuk menghidupkan kembali pusat keuangan ini yang masih menghadapi tantangan pemulihan pasca-pandemi.
The Strait Times dalam laporannya, Selasa (15/10) menulis, ekonomi Hong Kong yang kecil dan terbuka sangat merasakan dampak melambatnya perekonomian China. Pertumbuhan ekonomi kota ini tercatat sebesar 3,3% pada kuartal kedua dibandingkan dengan tahun sebelumnya, dan diperkirakan tumbuh antara 2,5-3,5% sepanjang tahun ini.
Meski sektor pariwisata mulai pulih dengan perkiraan 46 juta wisatawan di akhir 2024, konsumsi dan belanja ritel masih lesu. Selain itu, pencatatan saham menurun drastis, dan arus modal keluar masih menjadi tantangan besar.
Pada Februari, Hong Kong mengumumkan serangkaian langkah untuk mendukung sektor properti, pariwisata, dan layanan keuangan. Namun, tantangan seperti lingkungan geopolitik yang kompleks dan defisit anggaran yang semakin membesar masih membayangi kebijakan tersebut.
Bulan lalu, dalam pertemuan antara pejabat tinggi China, Xia Baolong, dengan pemimpin Hong Kong, John Lee, Xia menekankan pentingnya reformasi ekonomi untuk mendukung pertumbuhan, sejalan dengan strategi nasional China. Ia mendesak pemerintah Hong Kong untuk memimpin dan menyatukan seluruh sektor masyarakat dalam mempromosikan reformasi tersebut.
Hong Kong tidak hanya menghadapi tantangan dari dalam, tetapi juga pengaruh kebijakan ekonomi China. Sektor properti negara ini, yang menjadi pilar utama perekonomian, masih mengalami tekanan besar. Harga properti telah turun sekitar 20% dari puncaknya di 2021. Banyak pihak berharap pemerintah akan mengambil langkah lebih agresif untuk menghidupkan kembali pasar properti.
Selain itu, pemotongan tarif minuman keras, yang saat ini mencapai 100%, diperkirakan akan diumumkan untuk menjadikan Hong Kong sebagai pusat perdagangan minuman keras di Asia, seperti halnya peran kota ini sebagai pusat perdagangan anggur setelah penghapusan bea impor anggur pada 2008.
Baca Juga: Kebijakan Ekonomi China: Peluang Munculnya Stimulus dan Tantangan Pemulihan Ekonomi
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Straits Times / Kompas TV