> >

PM Jepang Cari Mitra Baru usai Koalisi yang Berkuasa Kehilangan Kursi Mayoritas di Parlemen

Kompas dunia | 28 Oktober 2024, 12:35 WIB
PM Jepang Shigeru Ishiba hari Minggu, 27 Oktober 2024. Koalisi berkuasa di Jepang, yang terdiri dari Partai Demokratik Liberal (LDP) dan Komeito, mengalami kemunduran signifikan pada Minggu, kehilangan mayoritas kursi parlemen untuk pertama kalinya sejak 2009.  (Sumber: Kyodo News)

TOKYO, KOMPAS.TV — Koalisi pemerintahan Jepang kehilangan mayoritas kursi di Majelis Rendah setelah pemilihan pada Minggu (27/10/2024), memberikan pukulan besar bagi Perdana Menteri Shigeru Ishiba, yang kini harus mencari dukungan tambahan di luar koalisi untuk membentuk pemerintahan yang stabil.

Kehilangan mayoritas kursi ini menunjukkan kejatuhan kepercayaan publik terhadap Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa. Skandal dana gelap yang melibatkan LDP dianggap menjadi faktor utama di balik kemerosotan suara, menandai perubahan besar dari dukungan yang membantu partai ini kembali berkuasa pada 2012 setelah sempat kalah.

Koalisi pemerintahan mengamankan 215 dari total 465 kursi di majelis, jauh menurun dari 288 kursi sebelumnya dan gagal mencapai target mayoritas.

Jika Ishiba mengizinkan mantan anggota parlemen yang mencalonkan diri sebagai independen kembali ke LDP, itu tidak akan cukup untuk mengembalikan mayoritas koalisi di majelis rendah yang berpengaruh ini.

Partai oposisi utama, Partai Demokrat Konstitusional Jepang (CDPJ), berhasil mendapatkan tambahan kursi secara signifikan, menampilkan diri sebagai alternatif atas partai berkuasa yang dipandang "tercelup dalam dana gelap". CDPJ berhasil mengamankan 148 kursi, naik tajam dari 98 kursi sebelumnya.

Beberapa partai oposisi yang memperoleh suara signifikan menyatakan penolakan untuk berkoalisi dengan blok pemerintahan. Hal ini membuat posisi Ishiba semakin sulit dalam menggalang dukungan yang cukup.

Ishiba menggambarkan hasil pemilu ini sebagai "berat". Ia menyatakan, “Kami gagal mendapatkan pemahaman publik”, merujuk pada skandal dana gelap yang melibatkan partainya. Meski begitu, Ishiba menyatakan harapannya untuk terus memimpin pemerintahan guna menerapkan kebijakan koalisi.

Hanya delapan hari setelah menjabat pada 1 Oktober, Ishiba memutuskan untuk membubarkan majelis rendah yang berpengaruh dan mengadakan pemilihan umum. Langkah ini ternyata berbalik merugikan dirinya.

Skandal tersebut semakin memanas di hari-hari terakhir kampanye ketika terungkap bahwa partai memberikan dana sebesar 20 juta yen (sekitar Rp2,8 miliar) kepada beberapa kandidat independen yang terlibat skandal dan tidak didukung partai secara resmi. Para pemimpin oposisi dengan cepat mengkritik LDP yang dituduh secara diam-diam mendukung kandidat tersebut.

Baca Juga: Hari Ini Jepang Gelar Pemilu Dini Untuk Pilih Parlemen Baru

Yoshihiko Noda, ketua Partai Demokratis Konstitusi Jepang, berbicara dalam wawancara media di markas partai di Tokyo pada tanggal 27 Okt 2024, setelah pemilihan umum. (Sumber: Kyodo News)

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kyodo News


TERBARU