Permintaan Emas Global Tembus Rp1.500 Triliun di Kuartal Ketiga 2024, Ini Sebabnya
Kompas dunia | 31 Oktober 2024, 01:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV – Permintaan emas global mengalami peningkatan 5% secara tahunan pada kuartal ketiga 2024, mencapai lebih dari 1.300 ton dengan nilai setara lebih dari Rp1.500 triliun. Hal ini terungkap dalam laporan World Gold Council, Rabu (30/10/2024).
Meningkatnya ketidakpastian politik di Amerika Serikat (AS) serta ketegangan geopolitik yang memanas, terutama di Timur Tengah, membuat banyak investor beralih ke emas sebagai aset yang aman, seperti laporan Anadolu.
Faktor FOMO (fear of missing out) atau “takut ketinggalan” juga turut berperan dalam mendorong kenaikan permintaan emas di kuartal ketiga ini. Investor semakin mencari perlindungan dalam aset yang dianggap stabil seperti emas.
Permintaan investasi global untuk emas mengalami lonjakan tajam, meningkat lebih dari dua kali lipat menjadi 364 ton.
Peningkatan ini didorong terutama oleh investor Barat yang mengalihkan fokus ke dana emas berbasis bursa atau Exchange-Traded Funds (ETF), yang menyumbang 95 ton dari total permintaan investasi.
Ini merupakan peningkatan pertama sejak kuartal pertama 2022, meskipun permintaan untuk emas fisik seperti emas batangan dan koin tercatat turun 9%.
Baca Juga: Harga Emas Antam Naik Rp12.000, Rabu 30 Oktober, Kini Tembus Rp1,56 Juta per Gram
Sementara itu, pembelian emas oleh bank sentral global sedikit melambat di kuartal ketiga, namun tetap berada pada level yang kuat, yaitu 186 ton. Hingga saat ini, total pembelian emas oleh bank sentral sepanjang tahun 2024 mencapai 694 ton.
Di sisi lain, harga emas mencapai rekor tertinggi pada kuartal ketiga dengan rata-rata $2.474 per ons troy atau sekitar Rp38 juta.
Harga yang tinggi ini menyebabkan penurunan dalam permintaan emas perhiasan di pasar global, dengan volume konsumsi perhiasan emas menurun 12% secara tahunan.
Namun, nilai total perhiasan emas justru naik 13%, yang menunjukkan bahwa konsumen rela mengeluarkan lebih banyak uang untuk mendapatkan emas dalam jumlah yang lebih sedikit.
Permintaan emas di sektor teknologi juga mencatat kenaikan sebesar 7% secara tahunan, yang disebabkan oleh kemajuan dalam kecerdasan buatan (AI) yang memerlukan emas dalam sejumlah komponen teknologi.
Suplai emas global pun meningkat sebesar 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, didorong oleh peningkatan produksi tambang sebesar 6% serta lonjakan dalam daur ulang emas yang naik 11%.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu / World Gold Council