Trump Bawa AS Keluar dari Perjanjian Iklim, Pakar: Amerika Semakin Egoistik dan Unilateral
Kompas dunia | 22 Januari 2025, 07:05 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Pakar hubungan internasional, Teuku Rezasyah menilai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang membawa negaranya keluar dari Perjanjian Iklim Paris 2015 sebagai langkah egoistik. Menurutnya, langkah ini diambil Trump karena ingin mengakselerasi industrialisasi baru di AS.
Teuku Rezasyah menyebut Trump terlihat ingin mengembangkan industrialisasi baru dengan teknologi yang lebih canggih. Bakal industri baru di AS pun disebutnya kemungkinan menimbulkan lebih banyak polusi.
"Dan untuk itu akan terjadi banyak pabrik-pabrik baru. Dan otomatis pabrik-pabrik baru dengan produktivitas yang tinggi akan menghasilkan polusi. Tapi, polusi itu bisa dia kendalikan. Tapi, polusinya akan lebih tinggi daripada tahun-tahun silam," kata Teuku Rezasyah dikutip Antara, Selasa (21/1/2025).
Baca Juga: Donald Trump Tangguhkan Seluruh Bantuan Luar Negeri AS, Siapa Paling Terdampak?
Teuku Rezasyah menyatakan bahwa Trump kemungkinan menilai Perjanjian Iklim Paris 2015 tidak memberikan kebermanfaatan besar bagi AS. Pasalnya, dengan perjanjian tersebut, Washington disebut kerap dituntut membantu negara-negara lain dengan anggaran iklim yang besar.
Sementara itu, Donald Trump disinyalir hendak memanfaatkan anggaran untuk pemberdayaan di dalam negeri sesuai janjinya "mengembalikan kejayaan Amerika" atau Make America Great Again (MAGA).
"Ini menunjukkan bahwa Amerika Serikat ini semakin egoistik. Semakin egoistik, semakin mengurangi multilateralisme tapi semakin mengedepankan unilateralisme," kata Teuku Rezasyah.
Kendati demikian, Teuku Rezasyah menilai pemerintahan Trump masih akan membantu negara-negara tertentu yang dianggap perlu dibantu dalam isu lingkungan hidup.
Sebelumnya, Donald Trump mengumumkan keluarnya AS dari Perjanjian Iklim Paris 2015 usai dilantik, Senin (21/1). Keputusan ini termuat dalam salah satu perintah eksekutif yang diteken Trump di Gedung Putih.
Politikus Partai Republikan itu menganggap Perjanjian Paris "tidak adil" dan cenderung merugikan AS.
Baca Juga: Israel Gempur Tepi Barat Usai Gencatan Senjata Gaza, Tewaskan 8 Orang di Kamp Pengungsian Jenin
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Kompas TV