> >

Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO, Begini Sejarah dan Perkembangan Jamu di Indonesia

Tren | 7 Desember 2023, 12:33 WIB
Jamu Nusantara. Berikut sejarah perkembangan jamu di Indonesia. Budaya Sehat Jamu baru saja ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda UNESCO. (Sumber: Indonesia Karya via Indonesia.go.id)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Budaya Sehat Jamu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) UNESCO.

Penetapan Budaya Sehat Jamu (Jamu Wellness Culture) ke dalam Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity UNESCO ini dilakukan dalam sidang ke-18 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kasane, Republik Botswana, Rabu (6/12/2023) kemarin.

Lantas, seperti apa sejarah dan perkembangan jamu di Indonesia?

Sejarah dan Perkembangan Jamu

Dilansir dari laman Indonesia.go.id, jamu merupakan minuman berkhasiat dari Indonesia yang dimanfaatkan sebagai minuman kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan berbagai penyakit. 

Jamu disajikan dalam berbagai jenis, seiring dengan keberagaman tanaman herbal di Indonesia. 

Tiap wilayah di Indonesia memiliki jamu khas yang disesuaikan dengan tanaman herbal lokal. 

Konon, tradisi minum jamu di Indonesia ini sudah ada sejak tahun 1300 Masehi.

Proses pengolahan jamu relatif sederhana, umumnya melibatkan ekstraksi sari dari tumbuhan herbal dengan cara perasan atau penumbukan.

Rempah-rempah herbal yang biasa digunakan sebagai bahan pembuatan jamu di antaranya kunyit, temulawak, lengkuas, jahe, kencur, dan kayu manis.

Seiring dengan perkembangan zaman, tradisi minum jamu mengalami pasang surut.

Baca Juga: Jamu Resmi Masuk Warisan Budaya Tak Benda UNESCO

Secara garis besar, terbagi dari zaman pra-sejarah saat pengolahan hasil hutan marak berkembang, zaman penjajahan Jepang, zaman awal kemerdekaan Indonesia, hingga saat ini.

Tradisi minum jamu telah melintasi zaman dan sekarang  tetap menjadi bagian penting dalam masyarakat Indonesia dan jadi kebanggaan layaknya  Ayurveda di India dan Zhongyi di Cina.

Selama berabad-abad, peran perempuan dalam mengolah dan memproduksi jamu semakin menonjol, sementara pria aktif mencari tumbuhan herbal alami. 

Temuan artefak seperti cobek dan ulekan di situs arkeologi Liyangan, Jawa Tengah, menegaskan peran penting alat tradisional dalam pembuatan jamu.

Selain artefak cobek dan ulekan, bukti-bukti lain mengenai alat pembuatan jamu juga ditemukan di berbagai tempat di Yogyakarta dan Surakarta seperti relief Karmawipangga di Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Brambang, dan beberapa lokasi lainnya.

Hal ini mencerminkan keberadaan alat-alat tersebut dalam sejarah pembuatan jamu di Indonesia.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV


TERBARU