> >

Catat! 9 Jenis Makanan dan Minuman Ini Sebaiknya Dihindari Penderita Autoimun

Kesehatan | 28 Februari 2024, 08:30 WIB
Ilustrasi. Penyakit Autoimun (Sumber: Freepik)

JAKARTA, KOMPAS TV - Autoimun adalah suatu kondisi dimana sistem kekebalan tubuh terganggu, dan menyebabkan tubuh tidak lagi dapat membedakan sel jahat dan sel baik.

Hal itu dapat berakibat pada jaringan atau organ tubuh yang diserang oleh sistem kekebalan tubuh itu sendiri sampai mengakibatkan peradangan.

Penderita penyakit autoimun sebaiknya menghindari beberapa jenis makanan dan minuman yang dapat memperburuk kondisi mereka.

Melansir dari Well Theory, berikut ini adalah 9 makanan dan minuman yang perlu dihindari oleh penderita autoimun.

Baca Juga: Diduga Herpes Karena Alami Ruam Kulit, Kartika Putri Ternyata Kena Autoimun

1. Legum

Legum mengandung senyawa tanaman yang disebut lektin, yang memiliki potensi merusak lapisan usus dengan meningkatkan permeabilitas usus.

Permeabilitas usus mengacu pada kemampuan zat, termasuk bakteri berbahaya, untuk melewati usus. Hal ini dapat memengaruhi mikrobioma usus, yang memiliki peran krusial dalam peradangan.

Oleh karena itu, disarankan untuk menghindari konsumsi legum seperti kacang polong, kacang hijau, kacang arab, kedelai, dan lentil.

2. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan termasuk salah satu alergen makanan paling umum, sehingga disarankan untuk dihindari oleh orang dengan kondisi autoimun.

Contoh kacang-kacangan yang sebaiknya dihindari meliputi kacang mete, kenari, hazelnut, dan almond.

3. Biji-bijian

Biji-bijian juga mengandung senyawa tanaman lektin, mirip dengan legum, yang berpotensi merusak lapisan usus dan flora usus. Hal ini dapat memicu peradangan pada individu dengan kondisi autoimun.

Contoh makanan biji-bijian yang sebaiknya dihindari mencakup nasi, gandum, jelai, jagung, biji chia, biji wijen, dan kuaci.

4. Sayuran Nightshade

Sayuran nightshade merupakan sayuran dari keluarga tanaman Solanaceae. Tanaman ini kaya akan lektin.

Contoh sayuran nightshade termasuk kentang, tomat, paprika, dan terong. Sebaiknya diperhatikan oleh individu dengan kondisi autoimun.

5. Telur dan Susu

Telur dan susu mengandung kolesterol makanan dan lemak jenuh, yang terkait dengan peningkatan tingkat peradangan dalam tubuh.

Selain itu, susu sapi dan telur termasuk di antara delapan alergen paling umum, sehingga sebaiknya dihindari oleh penderita penyakit autoimun.

Baca Juga: Benarkah Suntik Putih Bisa Sebabkan Autoimun? Simak Penjelasan Dokter Kulit

6. Daging Merah

Daging merah mengandung lemak jenuh, yang dapat meningkatkan peradangan melalui peningkatan produksi sitokin pro-inflamasi.

Meskipun orang dengan autoimun tidak perlu menghindari makanan ini sepenuhnya, disarankan untuk memilih daging berkualitas tinggi, seperti dari hewan yang diberi makan rumput sepanjang hidupnya.

Hal ini dapat memberikan keseimbangan yang lebih baik antara asam lemak omega-3 dan omega-6, yang dapat bermanfaat untuk mengurangi tingkat peradangan.

7. Gula Tambahan

Gula tambahan, gula rafinasi, gula halus, dan gula alkohol merupakan jenis gula yang tidak memiliki nilai gizi. Tanpa serat, gula lebih mudah diserap oleh aliran darah, menyebabkan lonjakan glukosa darah.

Seiring waktu, lonjakan gula darah dapat meningkatkan tingkat peradangan yang lebih tinggi.

Oleh karena itu, disarankan untuk mengurangi konsumsi gula tambahan untuk mendukung kesehatan dan mengelola tingkat peradangan.

8. Minyak Biji-bijian

Minyak biji-bijian, seperti minyak kanola, bunga matahari, dan kedelai, memiliki kandungan yang mirip dengan kacang-kacangan dan biji-bijian. Oleh sebab itu, sebaiknya dihindari oleh orang dengan kondisi autoimun.

Minyak olahan tinggi juga memiliki kemiripan dengan gula rafinasi karena keduanya dapat menyebabkan peningkatan tingkat peradangan.

Mengurangi konsumsi minyak olahan tinggi dapat menjadi langkah yang baik untuk mengelola peradangan dalam tubuh. Sebaiknya memilih sumber lemak sehat seperti minyak zaitun atau minyak kelapa untuk mendukung kesehatan secara keseluruhan.

9. Kopi dan Alkohol

Kopi dan alkohol disarankan untuk dihindari oleh penderita penyakit autoimun karena dapat meningkatkan permeabilitas lapisan usus. Hal ini dapat melemahkan lapisan usus, memungkinkan partikel seperti patogen lebih mudah melewati usus.

 

Penulis : Almarani Anantar Editor : Gading-Persada

Sumber : Well Theory


TERBARU