> >

Wamenag: Jakob Oetama Legenda Pers Nasional yang Independen dan Merdeka

Peristiwa | 10 September 2020, 08:31 WIB
Pendiri Kompas Gramedia dan Pimpinan Umum Harian Kompas (Sumber: Kompas Gramedia)

JAKARTA, KOMPAS TV - Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa’adi mengenang wartawan senior yang juga pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama sebagai sosok legenda pers nasional.

Di mata Zainut, Jakob Oetama sangat berjasa dalam membesarkan pers Tanah Air. Oleh karena itu, Indonesia berduka atas berpulangnya Jakob Oetama Rabu (9/9/2020).

“Pak Jakob Oetama adalah sosok yang namanya sudah melegenda di dunia pers nasional, karena hidupnya didedikasikan sepenuhnya untuk dunia pers,” kata Zainut melalui keterangan resminya yang dikutip dari Kompas.com pada Kamis (10/9/2020).

Baca Juga: Situasi Persemayaman Jakob Oetama di Gedung Kompas Gramedia

Menurut Zainut, kekuatan cinta dan kesabaran Jakob Oetama telah berhasil membesarkan pers nasional di Tanah Air.

Sebagai wartawan, Zainut mengatakan, Jakob Oetama menjadi sumber referensi dan inspirasi bagi kalangan jurnalis yang lain, baik yang masih pemula maupun senior.

Jakob merupakan figur jurnalis profesional yang mumpuni dan memiliki komitmen keindonesiaan dan kemanusiaan yang kuat.

Jakob banyak mengajarkan nilai-nilai humanisme, demokrasi, dan keterbukaan. Keberpihakan pada kelompok kecil, rentan, dan tertindas menjadi menu literasi media yang terus dibangun dan dikembangkan Jakob.

Baca Juga: Sejumlah Tokoh Beri Penghormatan Terakhir pada Jakob Oetama

Jakob juga bersikap terbuka terhadap kritik dan pendapat, tetapi tetap kritis dan konstruktif. Hal itulah, kata Zainut, yang menjadi kekuatan Jakob dalam menjalankan fungsi kontrol pers kepada pemerintah.

"Beliau tetap independen dan tidak tersandera oleh kelompok aliran politik mana pun, dan tetap merdeka dalam menyampaikan kritik dan pendapat," ujarnya.

Zainut menyebutkan, Jakob adalah tokoh yang mengembangkan pemikiran keagamaan inklusif dan moderat. Sebuah praktik keagamaan yang menjaga harmoni kebinekaan, kerukunan sosial, serta menghormati kearifan lokal dan memuliakan harkat kemanusiaan.

Pesan-pesan moral itu disampaikan Jakob baik melalui lisan maupun tulisan, yang selalu aktual dan mencerahkan.

Baca Juga: Cerita Berkesan Anies Baswedan Bersama Jakob Oetama Dahulu

"Kami semua merasa kehilangan sosok teladan yang rendah hati, sederhana, dan selalu menginspirasi," tutur Wakil Ketua Majelis Ulama Indonesia itu.

"Selamat jalan Pak Jakob Oetama, semoga engkau istirahat dengan tenang dan selalu tersenyum di alam keabadian."

Jakob Oetama meninggal dunia di Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta pada Rabu (9/9/2020) dalam usia 88 tahun.

Jakob wafat karena mengalami gangguan multiorgan. Usia yang sudah sepuh memperparah kondisi Jakob hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Dokter Rumah Sakit Mitra Keluarga Kelapa Gading Felix Prabowo Salim mengatakan, kondisi awal Jakob Oetama saat masuk rumah sakit sudah mengalami gangguan multiorgan.

Baca Juga: Penghormatan Jenazah Jakob Oetama hingga Pukul 09.00 WIB, lalu Serah Terima ke Negara

Dia pertama kali masuk ke rumah sakit pada 22 Agustus 2020. Kondisinya sempat membaik, tetapi kemudian memburuk lagi. Hingga pada Minggu (6/9/2020) sore, Jakob mengalami koma.

“Selama perawatan sempat sebenarnya naik turun, di mana selama perawatan hampir lebih dari dua minggu sempat membaik dan terjadi penurunan," uja Felix.

"Hanya pada saat-saat terakhir karena faktor usia dan kondisi semakin memburuk, akhirnya beliau meninggal."

Penulis : Tito-Dirhantoro

Sumber : Kompas TV


TERBARU