> >

Massa di Simpang Harmoni Dipukul Mundur Sampai PN Jakut

Peristiwa | 8 Oktober 2020, 20:49 WIB
Massa masih melakukan perlawanan dengan kepolisian di jalan Gunung Mada, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020). Sebelumnya massa dipukul mundur dari simpang Harmoni. (Sumber: KompasTV)

JAKARTA, KOMPAS.TV – Polisi berhasil memukur mundur massa yang bertahan di simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2020).

Sebelumnya massa bertahan di jalan Gajah Mada dan Hayam Wuruk. Sekitar pukul 19.30 WIB aparta kepolisian yang berjaga di Jalan Majapahit perlahan maju untuk membubarkan massa.

Tim penggurai massa menggunakan motor perlahan bergerak ke arah massa. Nampak massa terpecah ke tiga arah. Yakni ke arah Jalan Gajah Mada, ke Jalan Juanda dan ke Jalan Suryopranoto.

Baca Juga: Video Detik-Detik Kericuhan Demo Tolak UU Cipta Kerja di Dekat Istana Negara

Meski sudah dipukul mundur, massa masih melakukan perlawan di depan gedung Pengadilan Negeri Jakarta Utara (PN Jakut).

Massa masih melempari mobil Barracuda polisi yang berjaga di depan dengan batu dan petasan.

"Bersiap teman-teman, semuanya maju," ujar perwira Polri dari mobil komando.

Di sisi lain, tim pengurai massa berjaga-jaga di Jalan Suryopranoto dan Jalan Juanda.

Baca Juga: Bentrok Pecah Lagi di Harmoni, Massa Dekati Istana, Polisi Tembak Gas Air Mata

Sejumlah gas air mata yang ditembakan polisi tidak membuat massa membubarkan diri. Sesekali petasan datang ke barisan polisi dari arah massa yang bertahan.

Bentrokan aparat dengan massa yang bertahan di simpang Harmoni sempat terjadi sejak Kamis sore.

Hal ini dipicu karena kepolisian tidak mengizinkan massa yang mengaku aliansi mahasiswa dan buruh untuk berunjuk rasa di depan Istana Negara.

Perwakilan massa sempat berdialog dengan polisi agar aksi mereka ke depan Istana Negara tidak dihalangi.

Baca Juga: Guru Besar Unpad: Ada Pola yang Sama Ricuh Aksi Tolak UU Cipta Kerja dengan Peristiwa 2019

Tak lama dari negosiasi yang buntu itu barisan kepolisian mendapat hadiah lemparan botol dari arah massa aksi.

 

Penulis : Johannes-Mangihot

Sumber : Kompas TV


TERBARU