> >

Lokasi Kotak Hitam Sriwijaya Air SJY 182 Ditemukan, Bagaimana Cara Bekerjanya?

Peristiwa | 11 Januari 2021, 07:00 WIB
Ini adalah foto Flight Data Recorder atau Perekam Data Penerbangan yang merekam seluruh parameter penerbangan sejak mesin menyala hingga saat jatuh. Pihak berwenang di Indonesia dikabarkan telah menemukan titik lokasi kotak hitam Sriwijaya Air jatuh di lepas pantai Jakarta (Sumber: DPA/Deutsche Welle)

Dalam jarak sedekat itu, lokasi pesawat Sriwijaya Air yang jatuh seharusnya sudah dapat ditentukan untuk menemukan perangkatnya.

Ini adalah Perekam Data Penerbangan atau Flight Data Recorder milik Atlas Air Flight 3591. Pihak berwenang di Indonesia dikabarkan telah menemukan titik lokasi kotak hitam Sriwijaya Air SJY 182 jatuh di lepas pantai Jakarta (Sumber: United States NTSB)

Semuanya direkam. Semua!

Perekam suara mencatat semua suara di kokpit. Dalam bahasa Inggris namanya Cockpit Voice Recorder.

Selain diskusi antar pilot, juga merekam suara perangkat pesawat, lalu lintas radio, diskusi antara awak kabin, dan pengumuman kepada penumpang. Suara sakelar dan mesin juga direkam oleh perangkat.

Singkatnya, semua suara dalam kokpit terekam. 

Percakapan pribadi antara pilot juga disimpan di kotak hitam - itulah sebabnya file audio yang diambil harus ditangani dengan hati-hati, dari sudut pandang perlindungan data. Diskusi hanya dapat dievaluasi untuk memperjelas kecelakaan atau kegagalan fungsi.

Karena alasan ini, rekaman ditimpa setelah maksimal 120 menit; sementara untuk pesawat generasi sebelumnya, perangkat hanya merekam 30 menit. Secara teknis, pilot bahkan mungkin menghentikan atau menghapus rekaman. Namun dalam praktiknya, menurut laporan Deutsche Welle, pilot tidak memanfaatkan fitur itu.

Boeing 737-800 yang lepas landas dari Cape Town (CPT) Afrika Selatan, adalah contoh pesawat langka yang menunjukkan lokasi kotak hitamnya di skema cat badan pesawat. (Lihat Lingkaran) (Sumber: jetphotos.net/flightradar24.com)

Kuantitas data terus bertambah

Bila menyangkut perekam penerbangan, yaitu komponen kedua dari kotak hitam bernama Pencatat Data Penerbangan atau Flight Data Recorder, pilot tidak dapat langsung mengakses file yang disimpan.

Di pesawat yang lebih tua, mereka perlu menyalakan perangkat sebelum terbang, namun di pesawat modern, semua akan berfungsi otomatis.

Jumlah data yang dikumpulkan meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. "Saat ini, ratusan, terkadang ribuan parameter dicatat di sana," demikian laporan Deutsche Welle.

Ini termasuk informasi tentang hal-hal seperti jalur penerbangan, ketinggian, lokasi pesawat, kecepatan, suhu mesin dan knalpot, serta posisi flap, di antara banyak lainnya.

Data tersebut membantu para ahli menyelidiki penyebab kecelakaan atau insiden serius dan mengurangi potensi sumber kesalahan. Namun, penyelidik tidak sepenuhnya dapat merekonstruksi penerbangan.

Hanya ada sedikit badan khusus di seluruh dunia yang mampu mengevaluasi kotak hitam, dan tidak setiap badan dapat memeriksa berbagai model. 

Penulis : Edwin-Shri-Bimo

Sumber : Kompas TV


TERBARU